Kamis, 02/05/2024 - 20:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Cara Ritel Fashion Asal Spanyol Beradaptasi Terhadap Perubahan Iklim

ADVERTISEMENTS

 MADRID — Sebuah pengecer terkenal asal Spanyol, Mango, sedang mengembangkan pakaian yang dapat disesuaikan untuk membantu pelanggan menyesuaikan diri dengan perubahan suhu yang tidak menentu akibat perubahan iklim. Kepala Eksekutif Mango, Toni Ruiz, mengatakan bahwa perubahan iklim telah membuat mode tidak lagi bersifat musiman.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Industri pakaian biasanya mengikuti pola musiman yang jelas, tetapi dengan pemanasan global, perlu ada penyesuaian terhadap periode yang mencakup campuran suhu panas dan dingin. Ruiz menjelaskan bahwa tren yang terjadi adalah hasil dari perubahan cuaca yang tidak menentu, seperti peningkatan suhu dan hujan yang lebih sering di beberapa wilayah di Spanyol dan Eropa.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Sebelumnya, ketika Anda melewati musim panas, semua toko penuh dengan pakaian musim dingin Semakin banyak pelanggan yang mencari apa yang mereka butuhkan pada saat itu,” kata Ruiz dalam sebuah wawancara, dilansir //Reuters//, Kamis (14/3/2024).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Perubahan Iklim Mempengaruhi Rotasi Bumi dan Waktu
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dengan Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya mengalami suhu yang lebih tinggi dan pola hujan yang berubah, tren fesyen pun mengalami pergeseran. Sebagai contoh, tren jas hujan ringan di kalangan wanita telah muncul sebagai respons terhadap kebutuhan akan pakaian yang sesuai dengan perubahan musim.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

 

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Mango juga menawarkan pakaian untuk pria yang menggunakan bahan “performa” yang lebih menyerap keringat dan mampu menahan keringat di hari-hari panas. Perubahan ini tidak hanya terjadi dalam produk, tetapi juga dalam rantai pasokan. Mango telah beralih ke sumber barang-barang yang bergantung pada tren dari produsen di Eropa dan lemari pakaian fungsionalnya dari produsen di Asia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Kami memiliki kemampuan untuk bekerja di dua dunia paralel, tergantung kebutuhan dan sifat produknya. Saya percaya hal ini merupakan sebuah kebajikan yang perlu dilakukan saat ini di dunia yang disruptif ini,” ujar Ruiz.

Berita Lainnya:
Keluarga dan Hamish Daud Dukung Pembuatan Film Dokumenter Harta Tahta Raisa

Pada akhir 2023, Mango bersumber dari sekitar 3.000 pabrik di Tiongkok, Turki, India, Bangladesh, Spanyol, Italia, dan Portugal. Meskipun sekitar 40 persen pemasok Mango berlokasi di Eropa, lebih dari 80 persen volumenya masih diproduksi di Asia. Dalam mengelola rantai pasokannya, Mangga telah menggunakan fleksibilitas untuk mengatasi gangguan pengiriman, termasuk risiko pengiriman melalui Laut Merah.

Ruiz mengatakan Mango juga memfokuskan investasinya pada perluasan jumlah toko dan pengembangan teknologi. Mereka menggunakan kecerdasan buatan untuk melacak tren di media sosial dan melakukan referensi silang data konsumen dengan koleksi dan merek lainnya.

Perusahaan ini bahkan memiliki platform AI internal yang mirip dengan antarmuka ChatGPT, yang digunakan untuk melatih para desainer. Sekitar 20 produk telah dibuat dengan bantuan AI. “AI adalah pemain sayap yang hebat dalam strategi kami untuk memahami apa yang terjadi di dunia,” kata Ruiz. 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi