Selasa, 30/04/2024 - 00:01 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Kisah Iblis Mengaku Tuhan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Iblis mupun setan memiliki peran menggoda, menyesatkan, dan mencelakakan manusia agar terjerumus dalam maksiat maupun dosa. Manusia yang menginginkan keselamatan di dunia dan akhirat harus mewaspadai tipu daya iblis maupun setan.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Dalam kisah yang masyhur, diceritakan bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang mendapatkan gelar Sulthonul Auliya, artinya ‘Raja para Wali’ juga tidak luput dari tipu daya iblis. Menggoda orang berilmu dan taat, iblis tidak tanggung-tanggung langsung mengaku sebagai Tuhan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Kisahnya, ketika Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sedang menyendiri, tiba-tiba muncul cahaya besar. Cahaya besar itu berbicara kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Wahai Abdul Qadi, Aku adalah Tuhan. Kamu adalah kekasihku. Maka apa yang Aku haramkan, sekarang telah Aku halalkan untuk kamu,” kata cahaya yang mengaku Tuhan itu kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Puasa Qadha atau Puasa Syawal, Mana yang Harus Didahulukan?

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Akan tetapi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani orang berilmu dan waspada. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menyadari bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang telah mengajarkan syariat Islam sesuai perintah Allah SWT.

Sehingga, Allah SWT tidak mungkin mengubah syariat melalui Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dengan mengatakan yang haram telah dihalalkan. Menyadari hal tersebut, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yakin bahwa cahaya itu adalah iblis yang mengaku Tuhan, bukan Tuhan yang sebenarnya.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani kemudian mengucapkan ta’awudz, A’udzubillahi minasyaitanir rajim. Tiba-tiba cahaya itu terbakar sambil berkata, “Sudah banyak orang yang telah aku tipu daya, tetapi luput dari tipu dayaku.”

Kisah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ini menjadi pelajaran dan peringatan bagi orang-orang yang sedang berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahwa mengetahui yang hak dan bathil, serta yang halal dan haram itu sangat penting sehingga tidak mudah ditipu oleh iblis maupun setan.

Berita Lainnya:
Arnaut Danjuma Pesepak Bola Asal Belanda yang Berlimpah Prestasi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ

Mā kāna muḥammadun abā aḥadim mir rijālikum wa lākir rasūlallāhi wa khātaman-nabiyyīn(a), wa kānallāhu bikulli syai’in ‘alīmā(n).

Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Aḥzāb Ayat 40). Ayat di atas menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi atau Nabi terakhir.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi