Selasa, 30/04/2024 - 16:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ISLAM

Akhlak ini Menjadi Tanda Puasa Ramadhan Diterima

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Mufti Mesir, Dr. Syauqi Alam, menekankan pentingnya menjaga jiwa sebagai salah satu tujuan tertinggi dari syariat Islam. Konsep ini ditempatkan sebagai pondasi atau landasan syariat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Menjaga jiwa, atau dalam bahasa Arab dikenal sebagai hifzun nafs, merupakan prinsip mutlak dan aturan umum dalam agama Islam. Ini mencerminkan esensi dari ajaran Islam yang mengedepankan keselamatan dan kesejahteraan spiritual individu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Adapun dalam konteks khusus puasa Ramadhan, Mufti Syauqi Alam menekankan bahwa tanda diterimanya puasa bukanlah semata-mata tentang menahan diri dari makan dan minum. Namun, lebih jauh dari itu, tanda puasa yang sejati adalah manifestasi dari akhlak yang luhur.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan ibadah puasa, penting untuk tidak hanya mematuhi aturan-aturan fisik, tetapi juga memperhatikan aspek moral dan etis dari ibadah tersebut. Puasa tidak hanya menjadi sarana untuk menjaga jiwa secara spiritual, tetapi juga sebagai panggilan untuk meningkatkan kualitas moral dan karakter individu dalam kehidupan sehari-hari.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Hal-Hal yang Dilarang Saat Melaksanakan Haji Beserta Dalilnya

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Puasa yang sejati ditandai dengan akhlak yang luhur. Menghindari omong kosong dan pembicaraan yang tidak berguna, perkataan dan perbuatan yang tercela,” tuturnya seperti dilansir Masrawy.

Hal tersebut menunjukkan eratnya hubungan antara ibadah dan akhlak dalam membentuk individu dan masyarakat. Ini menjadi hikmah yang besar di balik ibadah puasa dan tujuannya. Puasa menuntun umat Islam pada kenyataan bahwa di bulan Ramadhan ada kesempatan besar untuk bertaubat kepada Allah SWT.

“Berjihad dengan jiwa dan meninggikan derajatnya, serta menjauhkan diri dan hati dari segala sesuatu yang membuat murka Allah, hingga tercapai makna ketakwaan yang merupakan buah puasa,” jelasnya.

Berita Lainnya:
Mengapa Kurma Menjadi Menu Sunnah untuk Berbuka Puasa?

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa secara umum tanda diterimanya suatu amal kebaikan, adalah senantiasa berbuat amal shaleh setelahnya. Amal shaleh yang telah dijalankan selama Ramadhan terus berlanjut dan dibawa ke bulan-bulan berikutnya untuk menjadi pendamai bagi seorang Muslim.

Allah SWT berfirman:

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ

“Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS Hud ayat 114)

Hadits Nabi

Diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi