Selasa, 30/04/2024 - 00:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Tips Mental Sehat Setelah Libur Lebaran, Hindari Kebanyakan Scrolling Medsos

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Kasandra Putranto menyarankan masyarakat menghindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak. Tujuannya agar mental tetap sehat seusai mengikuti libur panjang Lebaran.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Menghindari kegiatan yang tidak bergerak untuk waktu yang lama seperti bermain media sosial, salah satunya, karena dengan tidak bergerak tubuh jadi terbiasa dengan ritme gerak yang lambat dan ringan,” kata Kasandra pada Selasa (16/4/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Menanggapi jenis kegiatan yang perlu dihindari setelah ikut libur panjang, Kasandra menuturkan kegiatan yang minim gerak memengaruhi tubuh dan pikiran seseorang secara tidak langsung. Berbagai aktivitas rutin seperti bekerja ke kantor, olahraga, atau sekolah menuntut tubuh dan otak untuk banyak bergerak serta berpikir. Namun, kegiatan seperti bermain media sosial dalam waktu yang cenderung lama membuat tubuh tidak bisa lepas dari sikap bersantai-santai.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Akibatnya, tubuh akan mengalami fase enggan bergerak, berpikir karena adanya rasa ingin mengulang waktu liburan seperti sebelumnya. Hal ini menyebabkan tubuh memerlukan waktu untuk terbiasa mengubah ritme dari yang semula lambat menjadi cepat.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Cara Menghindari Keracunan Makanan Saat Periode Liburan

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Apabila kondisi ini berlangsung secara terus-menerus, dikhawatirkan masyarakat akan terkena post holiday blues atau kondisi perubahan suasana hati (mood) sebagai akibat dari transisi antara masa liburan kepada kondisi rutin yang harus dihadapi kembali.

“Pada proses transisi tersebut, beberapa orang tidak mudah beradaptasi kembali terhadap kehidupan yang biasanya misalkan kembali bekerja atau sekolah,” ujarnya.

Kasandra mengatakan post holiday blues sebenarnya merupakan hal yang wajar, namun jika perubahan tersebut berlangsung lebih dari dua pekan, maka harus segera mendapatkan pemeriksaan dan penanganan dari tenaga medis profesional. Dalam kesempatan itu, ia menyarankan supaya mental tetap sehat dan terjaga usai mengikuti libur panjang, masyarakat dapat melakukan berbagai aktivitas yang dapat menenangkan pikiran sambil mengembalikan ritme aktivitas seperti biasa.

Berita Lainnya:
Respons Atalia Praratya Tentang Hijab Zara Banjir Pujian, Tapi Kaget dengan Hal Ini

Masyarakat bisa mendengarkan lagu-lagu yang membuat hati tenang dalam waktu beberapa menit atau melakukan relaksasi diri melalui perawatan diri seperti pijat tubuh dan menikur. Meski demikian, Kasandra mengatakan semua itu tergantung pada kebutuhan masing-masing individu.

 

“(Carannya) tergantung pada kebutuhannya, tentunya perlu ada pemeriksaan terlebih dahulu untuk dapat menentukan bentuk intervensi yang tepat (dari ahlinya),” ujar Kasandra.

 

Sebelumnya, psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi juga mengatakan untuk terhindar dari post holiday blues, masyarakat perlu membiasakan diri melakukan aktivitas rutin kembali beberapa hari sebelum masa liburan selesai.

“Kembalikan rutinitas beberapa hari sebelum usai,” ujar Vera.

 

Misalnya kembali dari liburan lebih awal untuk membiasakan diri bangun pagi kembali, membersihkan rumah setelah lama tidak ditinggali, menyiapkan pakaian untuk bekerja atau pergi ke sekolah hingga keperluan-keperluan lainnya. 

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi