Nekat Buka di Aljazair, KFC Digeruduk dan Terpaksa Tutup Logo

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

 ALJIR – Protes meletus di ibu kota Aljazair, Aljir, menyusul pembukaan cabang Kentucky Fried Chicken (KFC) pertama di negara tersebut di tengah genosida di Gaza pada Selasa (16/4/2024). Para pengunjuk rasa yang menggeruduk restoran cepat saji itu akhirnya berhasil memaksa KFC menutupi logo mereka.

ADVERTISEMENTS

Morocco World News melansir, puluhan pengunjuk rasa turun ke jalan dalam demonstrasi menentang raksasa makanan cepat saji Amerika tersebut, mengutuk hubungan mereka dengan Israel. Protes diadakan di Lapangan Dali Ibrahim.

ADVERTISEMENTS

Para pengunjuk rasa menyerukan boikot terhadap semua produk yang mendukung pendudukan Israel, termasuk KFC. Mereka menuntut pihak berwenang untuk menutup cabang tersebut, sambil memegang poster bertuliskan “Boikot KFC.”

Video online menunjukkan bahwa demonstrasi tersebut menyebabkan intervensi polisi yang menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

Pembukaan cabang KFC di Aljazair memicu kemarahan di platform media sosial, terutama karena hal tersebut bertepatan dengan kampanye boikot yang sedang berlangsung untuk memprotes perang berdarah Pasukan Pendudukan Israel (IOF) di Gaza.

ADVERTISEMENTS

“Mereka yang menyetujui pembukaan KFC di Aljazair adalah pengkhianat terhadap nilai-nilai bangsa,” kata salah satu pengguna di X. Pengguna media sosial lainnya menggambarkan tindakan tersebut sebagai hal yang “sangat memalukan.”

ADVERTISEMENTS

Aljazirah Arabia melansir, setelah unjuk rasa itu beredar banyak video yang mendokumentasikan momen logo Kentucky dikaburkan dengan tutup hitam dari restoran yang baru dibuka dua hari lalu. 

Di Aljazair, KFC merupakan anak perusahaan Yum Brands yang awalnya merupakan divisi dari PepsiCo. Perusahaan ini menghadapi boikot di seluruh dunia karena dukungannya terhadap pendudukan Israel.

ADVERTISEMENTS

Restoran cepat saji adalah salah satu dari banyak merek yang terkena dampak kampanye boikot atas dukungan mereka terhadap pendudukan Israel. Ini termasuk McDonalds, Starbucks, Coca-Cola, Zara, dan lain-lain.

ADVERTISEMENTS

Khususnya, di bidang makanan cepat saji, boikot tersebut sangat mempengaruhi penjualan McDonald’s, dengan chief financial officer perusahaan tersebut Ian Borden mengumumkan kerugian finansial sekitar 7 miliar euro.

Sebagai tanggapan, perusahaan memutuskan untuk membeli kembali seluruh 225 restorannya di Israel dari pewaralaba Alonyal. Boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel dan IOF pada umumnya telah mendapatkan perhatian di seluruh dunia, terutama di negara-negara mayoritas Muslim serta di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara.

Sejak dimulainya perang di Gaza pada bulan Oktober, pasukan penjajah Israel telah merenggut nyawa lebih dari 33.000 warga Palestina, kebanyakan anak-anak dan perempuan dan menyebabkan kehancuran yang meluas di jalur yang terkepung itu.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS
Exit mobile version