Rabu, 01/05/2024 - 02:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

BKKBN Sebut KB Bukan Sekadar Alat Kontrasepsi

ADVERTISEMENTS

JAKARTA — Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebutkan pentingnya program keluarga berencana (KB).

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Ia menyatakan, KB bukan sekadar alat kontrasepsi belaka, tetapi memiliki banyak manfaat. Seperti bagaimana persiapan menikah, persiapan kehamilan, bagaimana mengatur jarak kehamilan, dan bagaimana membangun keluarga.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“KB yang juga mampu mencegah stunting,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Terkait KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), Hasto menyatakan bahwa metode ini lebih baik karena kegagalannya lebih rendah. Sedangkan metode alami dan metode jangka pendek tingkat kegagalannya tinggi.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Contohnya, kondom yang gampang bocor atau pil KB yang kebanyakan gagalnya, karena lupa minum, dan bisa hamil, apalagi tanpa kontrasepsi yang kemungkinan hamilnya paling tinggi,” kata dia.

Berita Lainnya:
Hadiri Rakernas BKKBN, Wapres Ingatkan Kawal Peningkatan Kualitas SDM

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso juga mengingatkan pentingnya pembinaan, bimbingan teknis, dan fasilitasi harus terus dilakukan pusat dan provinsi dalam rangka meningkatkan kinerja utama Bidang KBKR.

Ia juga menyebutkan pentingnya meningkatkan prevalensi kontrasepsi modern (mCPR), menurunkan unmet need, dan meningkatkan peserta aktif metode kontrasepsi jangka panjang (PA MKJP).

“Meskipun kelahiran menurut umur atau age specific fertility rate (ASFR) 15-19 tahun telah tercapai pada 2023, tapi masih banyak pasangan usia subur (PUS) yang perlu mendapatkan pendampingan pengaturan jarak kehamilan, jumlah anak yang ideal, dan sosialisasi 4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu banyak anak) secara terus menerus,” kata Teguh menjelaskan.

Berita Lainnya:
BKKBN: Kontak Seksual Sehat Usia 20 Tahun ke Atas Cegah Kanker Serviks

Pendampingan tersebut, lanjut Teguh, berguna agar penurunan angka kematian ibu dan pencegahan terhadap kejadian stunting pada anak dapat sesuai dengan harapan pada 2024.

Ia juga menyoroti soal keterbatasan sumber daya manusia, yang sebaiknya diantisipasi dengan strategi cerdas agar dapat mengoptimalkan seluruh kegiatan yang telah direncanakan pada 2024.

“Saya juga berpesan agar mitra kerja dan pemangku kepentingan terkait perlu dipetakan dengan baik, agar dapat mendorong pihak swasta dan mitra kerja lainnya berpartisipasi dalam pelaksanaan program-program KBKR dari berbagai aspek,” kata Teguh.

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi