Sabtu, 04/05/2024 - 09:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Ahli Kemukakan Dampak Infeksi Bakteri Meningitis pada Manusia

ADVERTISEMENTS

 JAKARTA — Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dr Dirga Sakti Rambe mengemukakan dampak infeksi bakteri Neisseria meningitidis yang dapat menyebabkan penyakit meningitis pada manusia. Salah satunya adalah sakit kepala hebat.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Kapan sih kita menduga seseorang itu kena meningitis? Jadi ingat, kan lokasinya di kepala, di selaput otak. Jadi biasanya nomor satu dia sakit kepala hebat,” katanya dalam diskusi mengenai vaksin meningitis yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (24/4/2024).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dirga menegaskan, sakit kepala seseorang yang terinfeksi bakteri tersebut terasa hebat, hingga terasa tidak mempan meski diberikan berbagai jenis obat-obatan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kemudian, lanjut dia, gejala berikutnya adalah demam tinggi dan ada perasaan tidak tahan saat melihat cahaya. Untuk itu, biasanya tenaga medis memeriksa pasien dengan metode kaku kuduk.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Untuk memastikan diagnosisnya, dokter juga akan melakukan cek darah serta melakukan pemeriksaan sinar x dengan alat CT Scan atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) di kepala pasien.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
BKKBN Ingatkan Pentingnya Keluarga Turunkan Nilai Luhur kepada Anak

“Tetapi yang paling definitif atau yang paling pasti itu ketika diperiksa cairan sumsum tulang belakangnya. Nanti kalau ketemu kumannya, oh ini meningitis,” ungkapnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Meskipun dapat ditemukan dan ditangani, Dirga menegaskan bahwa penyakit yang bisa ditularkan oleh jamaah asal negara lain saat beribadah haji ini juga bisa berakibat fatal jika tidak ditemukan sejak awal.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Selain itu, kemungkinan adanya gejala sisa seperti stroke juga dapat terjadi setelah penyakit ini sembuh, karena penyakit meningitis menyerang selaput otak.

Untuk itu, Dirga mengajak kepada seluruh calon jamaah haji untuk melakukan vaksin meningitis sebagai sebuah upaya perlindungan diri, bukan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menggugurkan kewajiban jamaah haji sebelum berangkat saja.

“Jadi kita vaksinasi itu bukan karena kewajiban, tetapi kita pahami ini sebagai untuk melindungi kesehatan kita. Dan tadi, ketika bicara meningitis, taruhannya adalah nyawa, karena melibatkan otak,” tegasnya.

Berita Lainnya:
Kecanduan Free Fire Sampai Tantrum, Apakah Bocil Pasti Korban Salah Asuh?

Untuk diketahui, Pemerintah Indonesia akan memberikan vaksin meningitis secara cuma-cuma kepada jamaah calon haji. Vaksin meningitis akan diberikan kepada jamaah saat proses pemvisaan.

Vaksinasi meningitis merupakan suatu keharusan bagi mereka yang datang ke Arab Saudi dengan menggunakan visa haji. Persyaratan ini sebagai bagian dari upaya pemberian perlindungan sekaligus pencegahan terhadap penularan suatu penyakit.

Sebelumnya, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan RI Liliek Marhaendro Susilo mengimbau agar calon jamaah haji melakukan suntik vaksin meningitis sebelum berangkat ke tanah suci.

“Meningitis itu jadi kalau kita divaksin, itu akan memberikan pelindungan kepada kita supaya kebal terhadap penyakit itu. Karena, kan, ketika haji jutaan orang dari seluruh dunia datang,” tutur Liliek (23/3/2024).

 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi