Kamis, 16/05/2024 - 02:46 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

3 Orang Tertular HIV Setelah Jalani Vampire Facial, Lakukan Ini Agar tak Bernasib Sama

JAKARTA — Tiga orang wanita diduga tertular HIV setelah menjalani perawatan vampire facial dari spa tak berlisensi di New Mexico. Ini merupakan kasus penularan HIV pertama yang terjadi melalui prosedur injeksi kosmetik menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Vampire facial merupakan istilah lain dari perawatan microneedling dengan platelet-rich plasma (PRP). Prosedur ini dilakukan dengan cara mengaplikasikan obat bius oles pada wajah terlebih dahulu.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Sambil menunggu wajah menjadi kebas, darah akan diambil dari pasien, biasanya melalui lengan. Darah ini kemudian akan dimasukkan ke dalam sebuah alat sentrifugal untuk memisahkan PRP dari komponen darah lainnya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Di sisi lain, prosedur microneedling akan dilakukan pada area wajah untuk menciptakan tusukan-tusukan mikro terkontrol di permukaan kulit. Setelah itu, cairan PRP akan digunakan untuk memijat area yang sudah di-microneedling sehingga PRP bisa masuk dengan lebih mudah ke kulit.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Gejala Kelainan Darah yang Perlu Diwaspadai, Segera Periksa Diri ke Dokter

Laman Healthline mengungkapkan bahwa prosedur microneedling tradisional biasanya dilakukan untuk menyamarkan spot penuaan, keriput, bekas luka, hingga hiperpigmentasi. Penggunaan PRP pada prosedur microneedling atau vampire facial bertujuan untuk semakin memperkuat efek perawatan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Namun karena prosedur perawatan ini melibatkan darah, orang-orang perlu mewaspadai adanya risiko penularan penyakit dengan perantara darah, termasuk penularan HIV. Risiko ini bisa meningkat secara signifikan bila orang-orang vampire facial dilakukan oleh pihak yang tidak berlisensi.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Oleh karena itu, CDC menganjurkan orang-orang untuk lebih berhati-hati dan selektif sebelum melakukan perawatan vampire facial. Vampire facial sebaiknya hanya dilakukan di klinik yang berlisensi oleh tenaga medis yang sudah terlatih.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Selain itu, produk dan alat yang digunakan dalam prosedur perawatan vampire facial harus sudah memiliki izin edar yang resmi. Pihak penyedia jasa, seperti klinik, juga harus menerapkan praktik kontrol infeksi yang baik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui darah, seperti dilansir CBS News.

ADVERTISEMENTS

Bila dilakukan di fasilitas berlisensi dengan praktik kontrol infeksi yang ketat, vampire facial umumnya aman untuk dilakukan, bahkan untuk pasien HIV, menurut profesor di bidang penyakit menular dari Vanderbilt University Medical Center, William Schaffner MD. Menurut Schaffner, penularan HIV melalui suatu prosedur medis biasanya hanya terjadi bila terdapat penyimpangan dalam standar praktik pengendalian infeksi yang dilakukan oleh penyedia jasa.

ADVERTISEMENTS

Oleh karena itu, orang-orang yang tertarik untuk melakukan vampire facial perlu lebih selektif dalam memilih penyedia jasa. Jangan sekali-kali tergiur harga yang lebih murah dari penyedia jasa “abal-abal” dan tidak berkompetensi serta tidak berizin.

Berita Lainnya:
Ke Salon untuk 'Vampire Facial', 3 Perempuan di AS Tertular HIV dari Jarum Suntik Bekas

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi