Kamis, 16/05/2024 - 08:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Dokter: Berat Janin tak Bertambah Bisa Jadi karena Faktor Rahim Ibu

JAKARTA — Dokter umum yang juga Ketua Yayasan Perempuan Sadar Vagina dr Dhiazmara Putra Ariyanto mengungkapkan berat janin tak bertambah bisa jadi karena faktor rahim ibu yang belum matang.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“Sudah bulan ke berapa, usia kehamilannya tetapi tidak bertambah berat bayinya, itu salah satu pengaruh dari kurang matang rahimnya,” ujar dia dalam webinar yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta di Jakarta, Rabu (1/5/2024).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Dhiazmara mengatakan, rahim perempuan pada usia di bawah 19 atau dan bahkan 21 tahun kurang matang untuk mengembangkan janin sehingga menyebabkan perkembangan bayi kurang ideal. “Perempuan rata-rata usia 10-12 tahun sudah bisa menstruasi, sudah matang sel telurnya. Tapi sudah matang, belum tentu sudah ideal,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS
Berita Lainnya:
Usia 20 Hingga 30-an Rentan Terserang Quarter Life Crisis, Ini Cara Terbaik Mengatasinya

Selain rahim, Dhiazmara juga mengatakan, kondisi kesehatan tubuh ibu seperti kecukupan zat besi, ada atau tidaknya penyakit seperti anemia juga dapat memunculkan dampak negatif pada janin.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

Anemia defisiensi besi misalnya berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan kematian janin. Selain itu, ibu yang terkena dampak sering mengalami kesulitan bernapas, pingsan, kelelahan, jantung berdebar dan kesulitan tidur.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 48,9 persen ibu hamil mengalami anemia dan sebanyak 17,3 persen ibu hamil mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). Lalu 28 persen ibu hamil memiliki risiko komplikasi persalinan yang dapat menyebabkan kematian.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Sementara itu, merujuk Kementerian Kesehatan, kehamilan pada usia muda khususnya remaja antara lain berisiko melahirkan bayi prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), perdarahan persalinan, yang dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi. Di sisi lain, kehamilan pada usia remaja juga berhubungan dengan kehamilan yang tidak dikehendaki dan aborsi tidak aman.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
Berita Lainnya:
Bocil Kecanduan Gim Sampai Tantrum, Problemnya Ada di Pengasuhan atau Gimnya?

Kepala Seksi Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (PPKB) Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Selatan, Maria Gracia Manurung menambahkan, kehamilan pada usia muda seperti pada dua kasus terakhir yang menjadi bahan diskusi di Dinas PPAPP bisa berhubungan dengan kehamilan yang tak diinginkan.

ADVERTISEMENTS

“Kondisi ini bisa membuat ibu tidak bersemangat merawat janinnya,” katanya.

ADVERTISEMENTS

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi