Minggu, 19/05/2024 - 11:18 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

P2G: Karena Kurikulum Merdeka, Skor Nadiem Justru Makin Jeblok

 JAKARTA — Pada momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak badan legislatif mengevaluasi program Merdeka Belajar. Di mana, sejak era Nadiem Makarim pada 2019 lalu sudah ada 26 episode Merdeka Belajar

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

“P2G mendesak DPR RI dan DPD RI mengevaluasi program Merdeka Belajar yang sudah lahir sebanyak 26 Episode sejak Nadiem Makarim dilantik 2019 lalu,” ucap Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim lewat keterangannya, Senin (6/5/2024).

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

Menurut dia, evaluasi total terhadap kebijakan-kebijakan pendidikan era Nadiem seharusnya juga dilakukan oleh lembaga independen, termasuk organisasi profesi guru. Itu perlu dilakukan agar kelangsungan atau dihentikannya kebijakan ini benar-benar dilakukan secara objektif, berorientasi perbaikan, jujur, dan berbasis data.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

“Setelah hampir lima tahun menjabat, perubahan perbaikan fundamental pendidikan dan guru belum banyak terjadi, meskipun sudah 26 jilid merdeka belajar itu episodenya. Contoh hasil PISA kita, sekarang justru skornya makin jeblok, bahkan terendah selama 10 tahun terakhir,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Dosen FKM UMJ Ungkap Penyebab Banjir Bandang di Sumbar

Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri menyatakan, era Nadiem sangat gemar memproduksi istilah-istilah yang secara esensial masih sebatas jargon atau slogan belaka untuk kepentingan ‘branding’ programnya. Beberapa di antaranya, yakni Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, Kurikulum Merdeka Platform Merdeka Mengajar (PMM), dan lainnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“P2G menilai baru di era Mas Nadiemlah, istilah yang sebenarnya jargon ini mengalami surplus produksi sampai-sampai publik tak paham, tak hapal juga. Apa saja isi 26 Episode Merdeka Belajar itu, apa bedanya Guru Penggerak dengan guru bukan penggerak? Di zaman Mendikbud sebelumnya tidak begini,” kata Iman.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Wakil Ketua Komisi X: Kurikulum Merdeka Belum Layak Jadi Kurikulum Nasional

P2G juga berharap agar kebijakan seperti Program Guru Penggerak (PGP) yang anggarannya fantastis mencapai Rp 3 triliun pada 2024 dihentikan. Sebab, kata dia, PGP bertentangan dengan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. PGP bersifat diskriminatif, esklusif, tidak berkeadilan, dan tidak mengedepankan prinsip kesetaraan peluang.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Dia menambahkan, pada era Nadiem juga guru dikotak-kotakkan, dengan beragam label. Ada istilah Guru Penggerak, Guru Konten Kreator, Guru Fasilitator, Guru Komite Pembelajaran, dan lainnya. Ini jelas membuat kastaisasi guru, eksklusivitas, dan menyulut konflik horizontal sesama guru.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi