Minggu, 28/12/2025 - 02:10 WIB
PILIH BAHASA:
[language-switcher]

UPDATE

KOMUNITAS

CHS Bangkitkan Kesadaran Sejarah Lewat Meudrah Hikayat Prang Cumbok

BANDA ACEH – Center for Hikayat Studies (CHS), lembaga yang berfokus pada pembelajaran dan penelitian karya-karya sastra Aceh klasik, untuk pertama kalinya menyelenggarakan kegiatan “Meudrah Hikayat” di Banda Aceh. Acara perdana ini berlangsung di Museum Aceh pada Selasa, 23 September 2025.

Dalam pertemuan tersebut, karya sastra yang diangkat adalah Hikayat Prang Cumbok, yang dikenal luas sebagai catatan penting mengenai revolusi sosial di Aceh. Prang Cumbok merupakan perang saudara yang terjadi pada akhir tahun 1945, melibatkan dua kelompok besar, yaitu kalangan ulama Aceh (golongan Teungku) dan kelompok bangsawan (Ulee Balang/Teuku). Pertempuran ini berpusat di wilayah Pidie dan menjadi salah satu peristiwa bersejarah dalam perjalanan Aceh pasca-kemerdekaan.

Berita Lainnya:
Islah PBNU Tak Lengkap Jika Masih Cawe-cawe Urusan Tambang

Center for Hikayat Studies Researcher, Razif Al Farisy, menjelaskan hikayat merupakan karya sastra Aceh yang jarang dibahas saat ini.

“Hikayat bukan hanya warisan sastra, tetapi juga sumber pengetahuan tentang nilai, budaya, dan sejarah Aceh. Saat ini kami mengangkat Hikayat Prang Cumbok, yang membahas sejarah revolusi sosial yang terjadi di Aceh serta memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat untuk lebih memahami perjalanan sejarahnya,” ujarnya.

Tradisi meudrah hikayat sendiri sebelumnya aktif dilaksanakan secara rutin oleh mahasiswa Aceh di Yogyakarta. Tujuannya adalah memperdalam pengetahuan serta menghidupkan kembali kesadaran akan sejarah dan budaya Aceh melalui hikayat-hikayat peninggalan masa lalu. CHS sendiri sebelumnya telah merampungkan kajian hikayat dalam Meudrah Hikayat Prang Goumpeni karya Do Karim, termasuk transliterasi teksnya, di Yogyakarta.

Berita Lainnya:
KPK Usut Dugaan Aliran Dana dari Mardani Maming ke PBNU

Kegiatan meudrah hikayat di Banda Aceh ini direncanakan akan berlangsung setiap minggu dan terbuka untuk umum. Penyelenggara berharap kehadiran forum ini dapat menjadi wadah literasi budaya sekaligus sarana mempererat hubungan antargenerasi dalam memahami khazanah sejarah Aceh.

Reaksi

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.