ANALISIS tim Jurnalisme Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dipublikasikan Kompas 8 Oktober 2025 menunjukkan kenyataan mengejutkan: sekitar seperlima anak Indonesia, atau 20,1 persen (15,9 juta anak), tumbuh tanpa pengasuhan ayah atau mengalami kondisi yang dikenal sebagai fatherless.
Analisis ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Wihaji.
Mengutip data UNICEF, Wihaji menyebut pada 2021 sebanyak 20,9 persen anak Indonesia fatherless.
Isu fatherless sempat menjadi trending di media sosial. Ini dipicu oleh hasil penelitian yang menyebut Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan angka fatherless tertinggi di dunia.
Fatherless adalah sebuah fenomena ketidakhadiran peran ayah dalam pengasuhan, baik secara fisik maupun secara psikologis.
Sebagian besar kasus fatherless di Indonesia justru menunjukkan bahwa ayah hadir secara fisik, tetapi absen secara emosional dan dalam peran pengasuhan.
Berbagai penelitian psikologi perkembangan menunjukkan bahwa kehadiran ayah memiliki dampak signifikan terhadap keseimbangan emosional, perkembangan sosial, dan prestasi akademik anak.
Anak yang kehilangan figur ayah cenderung memiliki tingkat stres lebih tinggi, risiko kenakalan remaja, serta kesulitan dalam membangun kepercayaan diri dan identitas yang sehat. Kondisi ini jelas mengancam masa depan generasi.
Korban Sistem Kapitalis Sekuler
Fenomena fatherless di Indonesia tidak terlepas dari buah sistem kapitalistik sekuler. Kapitalisme menjadikan standar kebahagiaan dan keberhasilan seorang ayah itu dinilai dari seberapa banyak menghasilkan materi. Adapun sekulerisme menjauhkan nilai-nilai agama dari kehidupan.
Untuk mencapai standar keberhasilan atau kebahagian ala kapitalisme itu, wajar waktu ayah lebih banyak habis untuk mencari nafkah demi tuntutan dan permasalahan ekonomi. Survei menunjukkan banyak ayah bekerja lebih dari 60 jam per pekan atau lebih dari 12 jam per hari sehingga waktu interaksi dengan anak menjadi sangat terbatas.
Problem ekonomi pun banyak menjadi penyebab utama perceraian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah perceraian di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 583.266 kasus perceraian, meningkat 15,31% dibandingkan tahun sebelumnya. Dampaknya anak broken home jauh lebih minim mendapatkan pendidikan dan pengasuhan dari ayah.
Di sisi lain, banyak para ayah yang minim pengetahuan dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Baik karena pola pengasuhan sebelumnya, maupun pendidikan formal yang tidak membekali dan membentuk karakter yang dibutuhkan untuk menjadi ayah.
Sehingga status ayah hanya menjadi status otomatis dengan kehadiran anak, bukan status pilihan sadar yang disertai tanggung jawab.
Hal ini diperparah dengan minimnya pemahaman agama berkaitan dengan hak dan kewajiban dalam Islam bagi seorang ayah. Sehingga hilangnya fungsi qawwam dalam diri para ayah.
Dalam sistem yang rusak ini fenomena Fatherless bukan hanya anak yang menjadi korban, para ayah pun menjadi korban sistem.
Peran Ayah Menurut Islam
Dalam Islam, tanggung jawab pendidikan dan pengasuhan anak adalah tanggung jawab kedua orang tua. Bukan hanya ibu saja, ataupun ayah saja. Keduanya harus bekerja sama untuk mengasuh dan mendidik anaknya menjadi hamba Allah yang bertakwa.
Bagi ayah, terdapat tanggung jawab yang lebih berat, dikarenakan ayah adalah qawwam, yakni pemimpin dalam rumah tangga. Ayah bertanggung jawab menyelamatkan diri dan keluarganya dari api neraka. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS al-Tahrim : 6)
Kuatnya kepemimpinan ayah sangat menentukan arah pendidikan anak. Keteladanan sikap dan pemikiran ayah akan ditiru oleh anak.
Nasihat-nasihat ayah akan lebih berwibawa dan membekas pada diri anak. Dalam Al-Qur’an banyak terdapat kisah para nabi dengan anaknya yang bisa menjadi teladan.
Misalnya kisah Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail. Nabi Yakub dengan Nabi Yusuf. Juga kisah Luqman Al-Hakim dengan nasihat luar biasanya kepada anaknya. Kisah-kisah tersebut harus menjadi suri teladan para ayah untuk mendidik anak-anaknya.
Ayah wajib menafkahi orang-orang yang menjadi tanggungannya, termasuk istri dan anak-anaknya, haram menelantarkan istri dan anak-anaknya. Allah SWT berfirman,
…وَعَلَى ٱلۡمَوۡلُودِ لَهُۥ رِزۡقُهُنَّ وَكِسۡوَتُهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ لَا تُكَلَّفُ نَفۡسٌ إِلَّا وُسۡعَهَاۚ …
“Kewajiban ayah untuk memberi makan dan pakaian kepada para ibu secara layak. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.” (QS Al-Baqarah: 233)
Selain nafkah secara materi, ayah pun wajib memberikan ‘nafkah’ adab. Dalam hadis yang diriwayatkan Ayyub bin Musa, dari bapaknya, dari kakeknya:
Rasulullah saw. bersabda “Tiada pemberian orang tua terhadap anaknya yang lebih baik dari adab yang baik.” (HR At-Tirmidzi)
Setelah mengajarkan anak soal pentingnya adab, seorang ayah juga dituntut untuk memberikan anak-anak pengajaran ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 13:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya ”Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. ”
Ayah pun wajib hadir untuk memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Ayah harus meluangkan waktu untuk bisa melakukan aktivitas-aktivitas menyenangkan bersama anak.
Dalam kondisi ayah dan ibu sudah bercerai, peran ayah menjadi penanggung jawab, menafkahi dan terlibat dalam pendidikan tetap berjalan.
Dengan begini, anak tidak kehilangan. Karena pada dasarnya, anaknya adalah tanggung jawabnya.
Sebaik-baik contoh ayah adalah Rasulullah Muhammad saw membersamai keluarganya.
Meskipun Rasulullah saw demikian sibuk dengan tugasnya sebagai kepala negara Daulah Islam, beliau masih punya waktu untuk keluarganya, melayani bercanda dengan istri-istrinya, bermain bersama cucu-cucunya.
Peran Negara
Dalam Islam negara bertanggung jawab untuk mengentaskan kondisi fatherless.
Negara Islam akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang memastikan setiap laki-laki khususnya ayah dapat bekerja untuk memenuhi nafkah keluarganya.
Sistem kerja akan dirancang agar tidak membebani ayah baik secara waktu dan tenaga, sehingga masih banyak waktu membersamai keluarga.
Negara melalui sistem pendidikan Islam, mendidik para laki-laki calon ayah untuk memahami Islam dan berkepribadian Islam.
Hal ini menjadi bekal utama bagi para ayah untuk memiliki sifat-sifat qawwamah keluarga, sifat-sifat akhlakul karimah untuk diteladani anak-anak, serta memiliki ilmu dan tsaqafah Islam diajarkan kembali kepada anak-anaknya.
Pendidikan Islam bagi anak-anak di sekolah pun akan selaras dan mendukung pendidikan ayah ibu di rumah.
Negara pun memastikan sistem pergaulan Islam yang menjaga interaksi laki-laki dan perempuan, melarang media atau tayangan yang bisa merusak hubungan suami istri.
Hal ini akan meminimalisir kasus perceraian yang menjadi faktor penyebab fatherless.
Di sisi lain, negara akan memaksa ayah yang meski sudah bercerai untuk melaksanakan kewajiban terhadap anak-anaknya, baik nafkah maupun pendidikan dan kasih sayang.
Bagi anak-anak yang yatim, negara memastikan ada wali yang menafkahi, jika tidak maka menjadi tanggung jawab negara untuk mengurusnya.
Demikianlah, sistem kehidupan Islam yang ditegakkan oleh negara akan menjadikan rida Allah sebagai tujuan hidup dan standar kebahagiaan bukan materi.
Wallahu a’lam bish shawab.































































































PALING DIKOMENTARI
Rosan Roeslani Bongkar Akal-akalan Keuangan…
Apa itu Rehabilitasi dan Tujuannya
Kabar Gembira, Bustami Hamzah Resmi…
Buni Yani: Gugatan Ijazah SMA…
Viral 3I/ATLAS Benda Asing Luar…
KOMENTAR
Semoga tidak ada kaitannya dengan Bobby Nasution
Innalillahi wainna ilaihi raji'un.. semoga kehadiran negara dalam bencana bisa…
In sya Allah, tetap rakyat yang akan menanggung nya. Hahahaha...
Kita do'akan semoga kejaksaan bisa menangkap Buronan satu ini.
Hahaha. tingkat khayalan NASA merusak akal sehat umat manusia. NASA…