BANDA ACEH – Proses penanganan pascabencana di sejumlah wilayah Aceh Tamiang masih menghadapi berbagai kendala, terutama pada tahap pembersihan lumpur. Meski alat berat dari pemerintah telah diturunkan, kinerjanya dinilai belum maksimal karena kondisi lumpur yang tebal dan dalam, sehingga mobilitas warga dan relawan masih terganggu.
Seorang relawan di lokasi bencana, Muji, menyampaikan bahwa keberadaan alat berat memang sudah ada, namun belum mampu menjawab kebutuhan di lapangan.
“Alat berat memang sudah ada, tapi kinerjanya belum maksimal. Lumpur masih banyak dan cukup dalam, jadi akses jalan masih sulit dilalui,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penanganan lumpur seharusnya dilakukan dengan sistem pengangkutan menggunakan truk agar tidak menimbulkan persoalan baru bagi warga.
“Seharusnya lumpur itu diangkut pakai truk lalu dibuang ke tempat pembuangan, jangan ditumpuk sembarangan. Kalau ditaruh di depan rumah warga atau tanah kosong, nanti jadi masalah baru,” jelasnya.
Di beberapa titik, penumpukan lumpur justru menyebabkan jalan yang sebelumnya sempat dibersihkan kembali berlumpur. Kondisi ini terjadi karena warga yang pulang dari posko pengungsian membersihkan rumah dan mengeluarkan lumpur ke halaman atau jalan.
“Warga kan sebelumnya mengungsi di posko. Saat pulang dan membersihkan rumah, lumpur dikeluarkan lagi. Kalau lumpur dari alat berat juga ditumpuk di sekitar rumah warga, akhirnya jalan kembali berlumpur. Ini yang kami temukan di Kampung Landuh,” tambahnya.
Terkait korban jiwa, relawan memastikan bahwa seluruh jenazah telah berhasil dievakuasi oleh tim SAR dan pihak terkait.
“Untuk jenazah, alhamdulillah semuanya sudah dievakuasi oleh tim SAR dan sudah aman,” kata Muji.
Saat ini, kebutuhan mendesak di lapangan adalah percepatan pembersihan lumpur dan pemenuhan logistik bagi relawan dan warga terdampak. Keterbatasan akses menyebabkan relawan harus mengambil logistik dari luar daerah.
“Hambatan kami sekarang selain mobilitas jalan berlumpur, kalau mau beli sembako atau logistik harus ke Medan atau ke Langsa. Peralatan dapur umum seperti kompor, piring, dan sendok juga masih kurang,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah dan pihak terkait dapat meningkatkan efektivitas penanganan pascabencana agar aktivitas masyarakat bisa segera pulih.
“Yang paling dibutuhkan sekarang pembersihan lumpur yang maksimal supaya mobilitas warga kembali normal,” pungkasnya.[AR]































































































