Sabtu, 27/12/2025 - 22:25 WIB
PILIH BAHASA:
[language-switcher]

UPDATE

NASIONAL
NASIONAL

Viral Patung Macan Putih di Kediri, Segini Biaya Pembuatannya

BANDA ACEH – Monumen macan putih di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, mendadak menyedot perhatian publik setelah wujudnya ramai diperbincangkan di media sosial. 

Dalam video yang diunggah akun Instagram @lambeturah, tampak patung macan putih itu terpasang di persimpangan. Di kolom komentar, sejumlah warganet menilai bentuk patung tidak menyerupai harimau pada umumnya.

Informasi dihimpun VIVA dari berbagai sumber, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri, Agus Cahyono, menyatakan pihaknya langsung melakukan klarifikasi setelah patung tersebut viral. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa pembangunan patung tidak bersumber dari Dana Desa atau APBDes.

Menurut Agus, biaya pembuatan patung berasal dari urunan warga dan donatur. Ia menjelaskan, pemilihan simbol macan putih didasarkan pada kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini adanya sosok sakral penjaga desa berupa macan putih.

Berita Lainnya:
Gus Ipul Beberkan Manfaat Pentingnya Izin Donasi Bencana

Sekretaris Desa Balongjeruk, Ardan Setiadi, menuturkan ide pembuatan patung muncul dari diskusi warga yang ingin menghadirkan ikon desa sebagai penanda wilayah. Dalam musyawarah yang melibatkan pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), usulan macan putih akhirnya disepakati karena berkaitan dengan cerita turun-temurun para sesepuh.

Kepala Desa Balongjeruk, Safii’i, menegaskan dirinya menyetujui usulan tersebut dengan konsekuensi pembiayaan dilakukan secara pribadi. Total dana yang dikeluarkan mencapai Rp3,5 juta, dengan rincian Rp2 juta untuk jasa pembuatan patung dan alasnya, serta Rp1,5 juta untuk material. Sebagian bahan bangunan juga disumbangkan secara sukarela.

Berita Lainnya:
BNPB Koreksi Data Korban Bencana Sumatera: 770 Meninggal, 462 Masih Hilang per Rabu Malam

Proses pengerjaan patung memakan waktu sekitar satu bulan. Namun, hasil akhirnya di luar perkiraan warga dan pemerintah desa. Bentuk patung yang dianggap kurang merepresentasikan karakter macan justru menjadi pemicu viral di media sosial.

Safii’i mengakui kehadiran patung tersebut memunculkan kegaduhan di ruang digital. Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada publik, sembari mengapresiasi perhatian dan masukan yang diberikan masyarakat.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah desa memutuskan mengganti patung dengan desain baru yang lebih estetik dan mendekati wujud macan sebenarnya. Patung pengganti telah dipesan dari perajin di wilayah Ngadiluwih dengan ukuran yang sama, yakni panjang 1,5 meter dan tinggi 1 meter, serta target kemiripan minimal 90 persen dari desain yang disepakati.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

Reaksi

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.