ACEH BESAR – Ujian dan cobaan dalam kehidupan manusia merupakan keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Hal itu disampaikan Tgk. Ibnu Abbas dalam khutbah Jumat di Masjid Babul Maghfirah, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Jumat (5/9/2025).
Menurutnya, ujian baru akan berakhir ketika manusia telah meninggal dunia.
Dalam khutbahnya, Tgk. Ibnu Abbas mengutip firman Allah Swt dalam surah Al-Baqarah ayat 155:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.”
Ia kemudian menjelaskan bahwa ada tiga bentuk ujian atau cobaan yang biasa diberikan Allah kepada hamba-Nya.
Pertama, ujian berupa musibah
Ujian ini datang dalam bentuk rasa takut, kehilangan harta, hingga musibah yang menimpa jiwa. Menurut Tgk. Ibnu Abbas, musibah menjadi cara Allah untuk menguji kesabaran seorang hamba. “Ketika ditimpa kesulitan, orang beriman dituntut untuk tetap tabah, tawakal, dan tidak berputus asa dari rahmat Allah,” ujarnya.
Kedua, ujian berupa kenikmatan
Ia menegaskan, nikmat dunia seperti harta, kesehatan, dan kelapangan hidup juga merupakan bentuk ujian. Dalam hal ini, ia mengutip firman Allah Swt dalam surah Ibrahim ayat 7: “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu kufur (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
“Banyak manusia terlena ketika diberikan nikmat, lupa bersyukur, bahkan menggunakannya untuk kemaksiatan. Padahal Allah menguji apakah nikmat itu membawa seorang hamba semakin dekat atau justru jauh dari-Nya,” jelas Tgk. Ibnu Abbas.
Ketiga, ujian berupa perintah ibadah
Tgk. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa perintah untuk menunaikan kewajiban, serta ibadah sunnah lainnya, juga merupakan bentuk ujian. Begitu pula dengan larangan terhadap hal-hal yang dimakruhkan atau diharamkan. “Allah ingin melihat sejauh mana hamba-Nya ikhlas dan taat dalam melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan,” tambahnya.
Menurut Tgk. Ibnu Abbas, hakikat ujian hidup bukan untuk menyusahkan manusia, tetapi untuk melihat bagaimana sikap seorang hamba: sabar saat ditimpa musibah, bersyukur ketika mendapat nikmat, dan ikhlas dalam menjalankan ibadah. “Inilah tujuan diberikan ujian atau cobaan sebagai bentuk kasih sayang Allah agar manusia tidak lalai dari tujuan hidupnya, yakni beribadah kepada-Nya,” tutupnya.































































































