BANDA ACEH – Wakil Gubernur Aceh, Fadhullah atau yang akrab disapa Dek Fadh meminta TNI dan Polri menahan arogansi di lapangan menyusul insiden yang terjadi di Aceh Utara pada Kamis (25/12/2025).
Permintaan ini disampaikan Dek Fadh dalam peringatan 21 tahun tsunami Aceh di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (26/12/2025).
Dek Fadh mengaku sangat menyayangkan situasi keamanan di Aceh Utara yang sempat memanas setelah adanya konvoi iring-iringan yang membawa bendera bulan bintang sehingga memicu respons aparat dan memunculkan ketegangan di lapangan.
Ia menegaskan bahwa seluruh elemen, baik pemerintah, TNI, Polri, eks GAM, relawan, maupun masyarakat, seharusnya mengedepankan misi kemanusiaan, bukan mempertontonkan sikap yang justru memicu ketegangan di tengah situasi bencana.
“Kami pemerintah Aceh sangat menyayangkan apa yang telah terjadi tadi malam di Aceh Utara. Dalam kondisi bencana seperti ini, seharusnya semua pihak bersatu padu, menjaga kekompakan, dan fokus membantu masyarakat,” kata Dek Fadh.
Ia meminta aparat keamanan untuk menahan diri dan tidak menunjukkan arogansi dalam menjalankan tugas di lapangan. Menurutnya, sikap tersebut berpotensi memperkeruh suasana dan mengganggu upaya penanganan bencana yang sedang berlangsung.
“Niat kita semua adalah kebaikan, membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa bencana. Kami berharap kepada TNI dan Polri untuk menahan diri dari arogansi di lapangan,” tegasnya.
Dek Fadh juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk eks GAM dan para relawan, untuk mengakhiri insiden tersebut dengan kebaikan serta menjaga persatuan demi kepentingan kemanusiaan.
“Sekali lagi saya mohon kepada seluruh masyarakat Aceh, kepada relawan, TNI, Polri, dan eks GAM, ayo kita jaga kekompakan dan bersatu padu membantu saudara-saudara kita yang sedang mengalami bencana ini,” pungkasnya. [AR/AW]
Baca juga: Anggota DPR RI Minta Aparat Tidak Represif dalam Penanganan Bencana






























































































