Selasa, 30/04/2024 - 03:42 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global, Siapa yang Paling Berisiko?

ADVERTISEMENTS

Cacar monyet bisa menyebar pada siapa saja yang melakukan kontak erat.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

JAKARTA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah cacar monyet yang saat ini sedang menyebar secara cepat sebagai “darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional” atau PHEIC. Ini merupakan tingkat peringatan tertinggi dari WHO.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Status PHEIC dirancang untuk mendorong lahirnya respons internasional yang terkoordinasi terhadap suatu wabah, dalam hal ini cacar monyet. Status PHEIC juga diharapkan dapat membuka peluang pendanaan untuk upaya kolaborasi dalam berbagi vaksin dan pengobatan.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Walaupun saya mendeklarasikan PHEIC, untuk sekarang, ini adalah wabah yang terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria, terutama orang-orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual,” jelas Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir Reuters, Ahad (24/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
WALHI Aceh Laksanakan Diskusi Bersama Peringati Hari Bumi

Meski lebih banyak ditemukan pada kelompok tertentu, Ghebreyesus mengungkapkan bahwa cacar monyet bisa menyebar pada siapa saja yang melakukan kontak erat. Berkaitan dengan hal ini, Ghebreyesus mengatakan risiko penularan cacar monyet di dunia berada pada tingkat sedang, kecuali di Eropa, di mana risiko penularan tinggi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Respons internasional yang terkoordinasi merupakan hal esensial (untuk menekan penyebaran penyakit),” jelas direktur kesiapan pandemi Gedung Putih, Raj Panjabi.

Keputusan Ghebreyesus untuk menetapkan status PHEIC untuk wabah cacar monyet terbilang di luar prediksi. Sebelumnya, beberapa sumber menyatakan bahwa Ghebreyesus mungkin tak akan menetapkan status ini untuk wabah cacar monyet mengingat masih terbatasnya pasokan vaksin dan pengobatan untuk cacar monyet.

Meski begitu, banyak ahli yang menyambut baik deklarasi PHEIC ini. Banyak ahli menilai deklarasi ini akan membantu menekan penyebaran cacar monyet di berbagai belahan dunia.

Berita Lainnya:
Gandeng Bank Aceh, TP PKK Sabang Salurkan Bansos untuk Anak Stunting

“Kita tak bisa terus menunggu penyakit ini berkembang dulu sebelum kita mengintervensi,” jelas kepala epidemi dan epidemiologi dari Wellcome Trust, Josie Golding.

Deklarasi ini juga diharapkan dapat membantu melindungi kelompok-kelompok berisiko yang rentan tertular oleh cacar monyet, seperti anak kecil. Pada Jumat lalu, Amerika Serikat menemukan dua kasus cacar monyet pertama yang mengenai anak-anak.

Sepanjang tahun ini, ada lebih dari 16 ribu kasus cacar monyet yang terdeteksi di dunia, dengan lima kasus kematian. Seluruh kasus ini ditemukan di lebih dari 75 negara. Pejabat WHO menilai wabah cacar monyet yang terjadi saat ini didorong oleh mode transmisi yang berbeda dari sebelumnya.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi