Minggu, 05/05/2024 - 19:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMISYARIAH

Wapres Dorong Fesyen Halal Indonesia Jadi Kiblat Dunia

ADVERTISEMENTS

JAKARTA–Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong industri fesyen halal muslim Indonesia terdepan dan menjadi kiblat dunia. Wapres mengatakan, industri fesyen halal salah satu bagian fokus pemerintah dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, utamanya produk halal.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

“Kita ingin mengembangkan fesyen halal ini dalam rangka menjadikan indonesia pusat produsen halal dunia, ada nilai bisnisnya, ada nilai ekonominya, dan juga inklusif, untuk semua, tidak hanya orang Islam tapi untuk rahmatan lil alamin,” kata Wapres saat audiensi dengan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Kamar Dagang dan Industri di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta, Selasa (29/3/2022).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Wapres mengatakan, dengan potensi masyarakat muslim yang besar, saat ini merupakan babak baru pengembangan fesyen halal Indonesia. Karena itu, Wapres meminta Kementerian Perdagangan dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia mengkoordinasikan semua unsur untuk membangun ekosistem fesyen halal muslim Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Dalam audiensi yang menghadirkan pelaku usaha fesyen muslim itu, Wapres juga meminta agar kendala-kendala dalam industri fesyen halal Indonesia bisa diurai dan diatasi. Sebab, sebagaimana disampaikan para pelaku usaha terdapat kendala yang membuat fesyen halal Indonesia tidak berkembang.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Dukung Vokasi, Kemenperin Kembali Gelar Program Jarvis

“Saya minta ini dikoordinasikan ekosistemnya, termasuk peta jalannya ke depan secara sustainable, kemudian juga kendala-kendalanya dari hulu ke hilir sehingga apa yg tadi disinggung dan dibocorkan dalam pertemuan ini bisa kita tindaklanjuti,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Dalam kesempatan itu, Wapres juga mendukung rencana diselenggarakannya Jakarta Muslim Fashion Week 2022 pada Oktober mendatang.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Sementara, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan sesuai arahan Wapres agar industri fesyen muslim Indonesia bisa menjadi kiblat fesyen dunia. Apalagi dengan 90 persen dari 270 juta penduduk adalah muslim, menjadikan potensi tersebut terbuka lebar.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Salah satu caranya, Kemendag bekerjasama dengan berbagai pihak menggelar rangkaian Jakarta Muslim Fashion Week 2022 mulai November 2021 dan puncaknya pada Oktober 2022 ini.”Ini sedang menuju kesana setidaknya mengadakan enam kali putaran untuk mengundang seluruh industri, pelaku usaha, desainer dan seluruh stakeholder daripada fashion Islam ini untuk bisa bersama sama,” kata Lutfi.

Berita Lainnya:
Jasa Raharja Jamin Korban Kecelakaan Bus Rosalia Indah Dapat Santunan

Selain itu, ia juga memastikan penelitian dan pengembangan serta komersial dari penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week 2022 agar menjadikan Jakarta sebagai kiblat fesyen dunia.

Saat ini, fesyen halal menyumbang enam persen dari keseluruhan industri keuangan dan ekonomi syariah Indonesia. Sementara, fesyen halal dunia saat ini masih didominasi oleh China. “Mudah-mudahan, meskipun kita marketnya nomor lima di dunia dengan 16 miliar USD tapi ekspor kita hanya 400 juta USD, di masa yang akan datang kita mau ini berubah. Kita mau supaya kiblat dari pada fesyen itu Jakarta dan Indonesia menjadi salah satu negara utama untuk menjual daripada fesyen Islam dunia tersebut.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi