Rabu, 22/05/2024 - 13:34 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Sumber: Ada Wamil Pro Rusia di Donbas tak Tahu Cara Menembak

Wamil pendukung Rusia di Donbas dinilai minim pelatihan dan bekal.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

LONDON — Prajurit wajib militer (wamil) pro Rusia yang dikirim ke garis depan di wilayah Donbas, Ukraina, bertempur tanpa dilatih sebelumnya. Mereka dikabarkan  juga tidak dibekali logistik dan senjata yang layak. Informasi itu diperoleh dari sejumlah sumber di provinsi separatis itu kepada Reuters.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Kabar tentang kondisi wamil itu menjadi indikasi betapa rapuhnya sumber daya militer yang dikerahkan Kremlin, setelah lebih dari sebulan berperang serta menghadapi masalah logistik dan perlawanan sengit tentara Ukraina.


Salah satunya adalah seorang mahasiswa yang menjalani wamil pada akhir Februari. Dia mengatakan seorang rekan sesama petempur memberi tahu dirinya untuk bersiap menahan serangan jarak dekat pasukan Ukraina di Donbas barat daya.  “Tapi saya bahkan tak tahu cara menembak dengan senjata otomatis,” kata mahasiswa itu.


Si mahasiswa dan pasukan membalas serangan dan menghindari penangkapan. Namun dia lalu terluka dalam pertempuran berikutnya. Dia tidak mengatakan di mana pertempuran itu berlangsung.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Meskipun informasi tentang kondisi dan mental buruk wamil di Donbas sudah beredar di media sosial dan beberapa media lokal, Reuters berhasil mengumpulkan gambaran lengkap tentang kondisi wamil tersebut.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
MUI Desak ICC Segera Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu


Selain si mahasiswa tadi, Reuters berbicara dengan tiga istri dari prajurit wamil yang memiliki kontak dengan pasangan mereka lewat ponsel. 


Reuters memastikan identitas sang mahasiswa, juga sumber dan wamil yang berhubungan dengan mereka. Kantor berita itu tidak bisa secara independen memastikan tentang apa yang terjadi pada wamil setelah dikirim ke medan tempur.

ADVERTISEMENTS


Keenam sumber meminta agar nama mereka dirahasiakan dengan alasan takut ditindak karena berbicara dengan media asing.

ADVERTISEMENTS


Pasukan Donbas bertempur bersama pasukan Rusia tapi bukan bagian dari mereka. Kedua pihak memiliki aturan berbeda tentang tentara mana yang mereka kirim ke pertempuran.


Sejumlah wamil di Donbas telah dikirim ke garis depan dengan senapan Mosin, yang dikembangkan pada akhir abad ke-19 dan tidak lagi diproduksi sejak puluhan tahun lalu. Demikian menurut tiga orang sumber yang melihat para wamil di wilayah separatis memakai senjata itu.

Berita Lainnya:
Dua Maskapai Rusia Tertarik Buka Penerbangan Langsung ke Indonesia


Gambar-gambar beredar di media sosial, yang tidak bisa diverifikasi Reuters secara independen, juga memperlihatkan para petempur Donbas dengan senapan Mosin.Sang mahasiswa mengatakan dirinya terpaksa minum dari kolam berbau busuk karena kehabisan bekal.


Dua sumber lain yang berhubungan dengan para wamil juga mengatakan bahwa mereka harus meminum air mentah.Beberapa wamil Donbas diberi misi sangat berbahaya. menjadi umpan tembakan musuh agar pasukan lain bisa mengetahui posisi tentara Ukraina dan mengebom mereka. Demikian menurut seorang sumber dan kesaksian video dari tawanan perang yang dirilis pasukan Ukraina.


Saat dimintai komentarnya tentang kondisi wamil di Donbas, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pertanyaan itu adalah untuk Republik Rakyat Donetsk (DNR), entitas separatis yang memproklamasikan kemerdekaan di Donbas.


Kementerian pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar. Juru bicara DNR, setelah melihat pertanyaan Reuters, mengatakan tak akan ada tanggapan. Dia tidak mengatakan kapan DNR akan memberi jawaban.


 

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi