Rabu, 01/05/2024 - 19:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

KJRI Shanghai Terapkan WFH, Pelayanan Kekonsuleran Terhenti

ADVERTISEMENTS

KJRI Shanghai menerapkan pola bekerja dari rumah (WFH) secara total

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

BEIJING — Konsulat Jenderal RI di Shanghai, China, menerapkan pola bekerja dari rumah (WFH) secara total untuk para stafnya hingga batas waktu yang belum ditentukan seiring dengan diberlakukannya penguncian wilayah atau lockdown sebagai upaya menekan lonjakan kasus positif Covid-19.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Dengan WFH ini, maka pelayanan kekonsuleran terhenti,” kata Konsul Jenderal RI di Shanghai Deny Kurnia, Selasa (19/4/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Kekonsuleran merupakan pelayanan terbesar KJRI Shanghai kepada warga negara Indonesia (WNI), terutama yang terkena kasus pelanggaran izin tinggal (overstay). Pelayanan kekonsuleran, sebut Konjen, tidak bisa dilakukan secara daring sehingga dia berpesan kepada WNI overstayer untuk bersabar sambil menunggu situasi pandemi mereda.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Presiden Xi Jinping dan Joe Biden Bahas Berbagai Isu via Telepon

Keputusan WFH total diambil oleh pengelola gedung Shanghai Mart Building di Yan’an Road West No 299, Distrik Changning, tempat KJRI berada, sejak 1 April lalu. Selain KJRI Shanghai, di gedung bertingkat tersebut juga ada Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) Shanghai.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Sebenarnya sejak 15 Maret, jumlah kehadiran staf sudah mulai berkurang. Namun per 1 April sudah total WFH,” kata Deny.

Kalau pun harus masuk kantor, lanjut dia, maka pihak pengelola Shanghai Mart Building memberikan persyaratan bahwa domisili staf harus di kawasan bebas Covid-19. Persyaratan tersebut sangat sulit dipenuhi karena hampir semua wilayah di kota terkaya yang berlokasi di pesisir timur China itu termasuk kategori berisiko Covid-19. Menurut perkiraannya, ada sekitar 600 WNI di Shanghai yang semuanya terdampak lockdown.

Berita Lainnya:
AS Resmi Punya UU yang Ancam Blokir TikTok, China Nyatakan Sikapnya tak Berubah

“Dari jumlah itu, 330-an WNI kita aktif dalam berkomunikasi melalui WeChat Group dengan kami,” kata Konjen.

Kota berpenduduk 26 juta jiwa itu di-lockdown sejak 28 Maret 2022. Lockdown tersebut telah mengalami perpanjangan beberapa kali karena penambahan kasus hariannya mencapai lima digit. Otoritas kesehatan Shanghai pada Selasa pagi melaporkan 3.084 kasus positif baru dan 17.332 kasus tanpa gejala.

Sejak lonjakan Covid-19 varian Omicron melanda Shanghai pada 26 Januari hingga kini sudah tercatat tiga kasus kematian dan 16 pasien lainnya sampai saat ini dalam kondisi kritis.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi