Kamis, 16/05/2024 - 03:25 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIENERGI

PLN dan BI NTB Manfaatkan Limbah Uang Kertas untuk Cofiring

MATARAM — PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) bekerja sama Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB memanfaatkan limbah racik uang kertas (LRUK) sebagai bahan campuran cofiring di PLTU Jeranjang.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Rabu (1/5/2024), menyampaikan, potensi pemanfaatan LRUK sebagai bahan campuran cofiring cukup besar di NTB.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“Karena LRUK ini banyak juga dari berbagai bank yang ada di NTB. Tentu produksi LRUK menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran cofiring di PLTU,” kata Berry.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

Ia menjelaskan, produksi LRUK di NTB sudah berjalan sesuai dengan implementasi UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Dalam regulasi tersebut, produksi LRUK masuk dalam kategori pemusnahan yang menjelaskan tentang suatu rangkaian kegiatan meracik, melebur, atau cara lain memusnahkan rupiah sehingga tidak menyerupai rupiah.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Petani Program Makmur di Subang Berhasil Tingkatkan Produktivitas

“Pemusnahan terhadap rupiah yang ditarik dari peredaran juga sudah melalui koordinasi dengan pemerintah,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Berry juga menyampaikan pemanfaatan produksi LRUK sebagai bahan campuran cofiring tentu menjadi bagian dari upaya BI dalam mendukung program Net Zero Emission 2050 di NTB. Menurut dia, pemanfaatan LRUK sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dan sekaligus mengatasi permasalahan sampah racikan uang kertas telah menjadi jawaban dari kebutuhan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan semangat zero waste.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

Hal itu disampaikan Berry melihat hasil produksi LRUK sejak tahun 2016 di NTB dengan jumlah rata-rata 7,5 hingga 8 ton per bulan. Berry berharap dengan adanya kerja sama ini, PLN dapat mengelola pemanfaatan LRUK dengan maksimal sebagai sumber energi sesuai program utama Bank Indonesia yang mendukung energi ramah lingkungan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Kami berharap pengelolaan limbah racik uang kertas ini bisa jadi lebih baik dan ramah lingkungan,” ucap dia.

ADVERTISEMENTS

General Manager PT PLN (Persero) UIW NTB, Sudjarwo menyampaikan terima kasih atas kolaborasi yang terjalin dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB. “Semangat kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama akan pemenuhan kebutuhan energi baru terbarukan bisa segera terwujud,” ujar Sudjarwo.

ADVERTISEMENTS

Ia menjelaskan cofiring merupakan upaya alternatif pengurangan emisi dengan memanfaatkan EBT. Metode ini adalah salah satu cara mempercepat transisi energi bersih dan mengurangi emisi karbon dalam penggunaan energi fosil.

Berita Lainnya:
Konflik Iran-Israel Ancam Ketahanan Pangan Nasional

Sudjarwo menyampaikan kebutuhan cofiring di NTB masih cukup besar. Penggunaan biomassa dalam proses cofiring PLTU di NTB sampai dengan bulan April 2024 telah mencapai 11,63 persen.

“Artinya, masih banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan PLTU yang harapannya bisa dikolaborasikan dengan banyak pihak,” kata dia.

 

 

sumber : ANTARA

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi