Selasa, 21/05/2024 - 21:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

IN-DEPTH

Tiga Periode, Periode Ketiga

Arti ketiga dalam bulan Ramadhan

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 Oleh: Akmal Nasery Basral, Sosiolog dan Penulis

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


PERIODE punya banyak arti, antara lain, “fase”, “tahap”, “babak”, atau dalam konteks kekuasaan, “masa jabatan”. Bulan suci Ramadhan punya tiga periode. Masing-masing berdurasi 10 hari dimulai dengan periode rahmah (turunnya rahmat), periode maghfirah (pengampunan dosa) dan itqun minannaar (terbebas dari neraka). Hari ini, 21 Ramadhan, menandai periode ketiga bulan suci sekaligus periode terakhir sebagai klimaks ibadah sebulan penuh.


Semalam (Jum’at, 22/4) saya memasuki waktu maghrib–awal periode ketiga—bersama para karyawan DPPK (Departemen Pengembangan Pasar Keuangan) Bank Indonesia. Saya diminta menyampaikan sharing jelang buka puasa dengan tema “Laki-laki Moderat & Perempuan Modern, Why Not?”. Sebuah judul unik, bukan?


Acara berjalan santai, hangat dan meriah di Ruang Cut Nyak Dhien Gedung D yang merupakan bagian dari Bank Indonesia Institute. (Respek untuk BI yang memberikan nama ruangan dari sosok perempuan pahlawan Aceh terkemuka). Karpet terhampar di lantai. Karyawan—muslim dan nonmuslim—duduk di bantal-bantal besar. Semua memakai kemeja putih dengan bawahan jins. Sekelompok lain mengikuti acara melalui daring termasuk seorang karyawan yang sedang bertugas di Glasgow, Skotlandia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Kapan Puasa Syawal 2024 Berakhir?


Sharing Ramadhan DPPK ini sekaligus merupakan  kick-off  program Change Agent yang dipimpin Donny Hutabarat, Kepala DPPK, sebagai Change Leader dan Rahmatullah sebagai Change Coordinator, untuk menyiapkan SDM DPPK yang lebih lincah dan adaptif menghadapi perubahan pasar keuangan nasional maupun internasional. Meski topik serius, penyampaian dilakukan bukan dalam gaya seminar style  yang kaku, melainkan lebih seperti bincang antarteman. “Kita harus banyak bersyukur. Di tengah suasana pandemi yang belum pulih total dan banyak masyarakat terdampak ekonominya, kita sebagai karyawan BI masih mendapatkan rezeki yang lancar dan stabil,” ujar Rahmatullah.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Agenda lainnya adalah sambut-pisah untuk karyawan yang baru bergabung serta bagi yang mengundurkan diri. Ini segmen emosional, terutama ketika seorang karyawan perempuan yang resign diminta naik ke panggung. Cuplikan masa kerjanya ditampilkan pada dua layar besar di kanan-kiri ruangan, berlanjut dengan obrolan akrab antara dua host dengan yang bersangkutan. Suasana lucu dan haru berbaur jadi satu. Bagian ini ditutup dengan sang karyawati mendapatkan tali kasih dari para atasan dan departemen.


Melihat keakraban dan kehangatan itu, entah mengapa, membuat saya teringat seorang teman yang pernah lama berkiprah di media massa raksasa. Sekitar satu dekade lalu, teman ini pernah bercerita ketika dia resign, kantor memintanya menjalani exit interview agar “kami bisa mendapatkan feedback untuk perbaikan sistem di masa depan,” ujar Staf HRD yang menjalankan wawancara. Tak ada ‘selebrasi pelepasan’ dalam bentuk sederhana sekali pun yang hangat dan patut dikenang.

ADVERTISEMENTS


Di waktu berbeda dan mundur lebih jauh lagi ke masa paruh pertama 90’an, saya pernah mendapatkan pencerahan–yang agak menggetarkan juga–dari seorang wartawan dan sastrawan kawakan, Yudhistira ANM Massardi. “Salah satu ironi media massa sebagai saluran komunikasi adalah komunikasi internal mereka sendiri sering macet. Tak lancar,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS


Melihat sambut-pisah di panggung DPPK membuat saya semakin menyetujui pendapat Yudhistira karena ternyata di perusahaan keuangan dengan para “ homo economicus

Berita Lainnya:
Empat Hal yang Bikin Anda Kembali Bangun Sahur untuk Puasa Syawal


“ yang sering digambarkan hanya sebagai agen kapitalisme dan kurang memiliki kepekaan hati nurani, justru melepas salah seorang anggota keluarga mereka dalam selebrasi yang penuh makna.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi