Rabu, 01/05/2024 - 00:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Psikiater Paparkan Faktor Risiko Seseorang Melakukan KDRT

ADVERTISEMENTS

KDRT bisa dilakukan oleh siapa saja.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

PURWOKERTO — Dokter spesialis kedokteran jiwa dr Prima Kusumastuti, SpKJ mengatakan bahwa terdapat sejumlah faktor risiko seseorang melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kekerasan juga bisa terjadi akibat sejumlah pemicu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

“Kekerasan atau agresivitas yang dilakukan dalam rumah tangga bisa dilakukan oleh siapa saja. Baik yang memiliki gangguan jiwa maupun tidak, terdapat faktor risiko yang mendasarinya,” katanya, dikutip Ahad (24/4/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Psikiater yang praktik di RSUD Blora, Jawa Tengah, ini menjelaskan gangguan jiwa meningkatkan risiko agresivitas, namun hanya sekitar 20 persen gangguan jiwa yang juga disertai dengan agresivitas. “Biasanya gangguan jiwa yang disertai dengan agresivitas merupakan gangguan jiwa berat,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Pj Gubernur Aceh Hadiri Peringatan Otda ke 28 di Surabaya

Agresivitas, kata dia, disebabkan karena beberapa hal, misalnya faktor biologis, psikologis, situasional. Perilaku tersebut biasanya diturunkan dan dipelajari dari pola asuh dan lingkungan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Faktor risiko lainnya yakni adalah pola asuh, lingkungan, faktor ekonomi, penggunaan alkohol dan lain sebagainya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa agresivitas terjadi akibat individu tidak mampu mencegah terjadinya ekspresi emosi yang tidak bisa diterima secara sosial. Hal tersebut, kata dia, tidak serta merta muncul, karena ekspresi emosi biasanya merupakan perilaku yang dipelajari sejak kecil.

Berita Lainnya:
Tinjau Pos Angkutan Lebaran, Ini Kata Sekda Banda Aceh

“Penyebabnya bisa dari stresor lingkungan, kondisi internal seperti hormon atau frustasi dan juga kondisi eksternal seperti keluarga atau lingkungan dan biasanya juga dipicu oleh stimulus situasional seperti provokasi, konflik hingga alkohol,” katanya

Pencegahan agresivitas termasuk kekerasan dalam rumah tangga perlu bersifat menyeluruh. “Pencegahan seharusnya menyeluruh. Dari individu, keluarga, komunitas dan pemerintah. Agresivitas hanya terjadi pada sebagian kecil gangguan jiwa fungsional,” katanya.

Dia juga mengingatkan perlunya sosialisasi yang intensif kepada seluruh masyarakat guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masing-masing individu mengenai faktor-faktor risiko pemicu agresivitas atau kekerasan.

sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi