Sabtu, 27/04/2024 - 01:47 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Menlu Rusia: Barat Jangan Remehkan Ancaman Perang Nuklir

ADVERTISEMENTS

NATO terlibat dalam perang proxy dengan Rusia karena memasok persenjataan ke Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 MOSKOW — Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, memperingatkan Barat agar tidak meremehkan peningkatan risiko konflik nuklir atas Ukraina. Lavrov mengatakan, NATO terlibat dalam perang proxy dengan Rusia karena memasok persenjataan ke Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Lavrov mengatakan, inti dari setiap kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan. Lavrov menambahkan, Rusia telah melakukan segala upaya untuk mencegah perang nuklir.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Ini adalah posisi kunci kami di mana kami mendasarkan segalanya. Risikonya sekarang cukup besar. Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial. Banyak yang menyukai itu. Bahayanya serius, nyata. Dan kita tidak boleh meremehkannya,” ujar Lavrov. 

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Korsel Bersama AS Latihan Perang Bersama di Laut Timur


Rusia melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari. Ini adalah serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945. Operasi militer Rusia telah menyebabkan ribuan orang tewas atau terluka, dan memaksa lebih dari 5 juta warga Ukraina melarikan diri ke luar negeri.  

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Moskow mengatakan, tujuan operasi militer adalah melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari gerakan fasis.  Ukraina dan Barat mengatakan, Rusia menggunakan dalih palsu untuk perang. Lavrov menyalahkan Washington atas kurangnya dialog.


“Amerika Serikat praktis telah menghentikan semua kontak hanya karena kami berkewajiban untuk membela Rusia di Ukraina,” kata Lavrov.

Berita Lainnya:
Polandia Kirim Tentara ke Prancis untuk Bantu Amankan Olimpiade Paris


Lavrov mengatakan, pasokan senjata canggih Barat, termasuk rudal anti-tank Javelin, kendaraan lapis baja dan pesawat tak berawak canggih adalah tindakan provokatif yang diperhitungkan untuk memperpanjang konflik daripada mengakhirinya. Lavrov berpendapat, persenjataan tersebut akan menjadi target yang sah bagi militer Rusia.


“Fasilitas penyimpanan di Ukraina barat telah menjadi sasaran lebih dari sekali (oleh pasukan Rusia). Bagaimana bisa sebaliknya?. NATO, pada dasarnya, terlibat dalam perang dengan Rusia melalui proxy dan mempersenjatai proxy itu. Perang berarti perang,” kata Lavrov.


Lavrov mengatakan bahwa, otoritas Kyiv tidak bernegosiasi dengan itikad baik. Sementara menurut Lavrov, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sibuk mencari citra publik daripada bernegosiasi.

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi