Jumat, 26/04/2024 - 19:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

AS Kerahkan Intelijen untuk Bantu Ukraina Bunuh Jenderal Rusia di Medan Perang

ADVERTISEMENTS

Washington memberikan rincian kepada Ukraina tentang pergerakan pasukan Rusia.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

WASHINGTON — Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan intelijen untuk membantu pasukan Ukraina membunuh sejumlah jenderal Rusia. Hal ini dilaporkan oleh New York Times pada Rabu (4/5), yang mengutip pejabat senior AS.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Washington telah memberikan rincian kepada Ukraina tentang perkiraan pergerakan pasukan Rusia. Termasuk lokasi serta rincian lainnya tentang markas militer bergerak Rusia.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Ukraina telah menggabungkan bantuan intelijen AS, dengan intelijennya sendiri untuk melakukan serangan artileri dan serangan lain yang telah menewaskan perwira Rusia. Pentagon dan Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari laporan tersebut.

ADVERTISEMENTS


Laporan New York Times menyebutkan, pejabat Ukraina telah membunuh sekitar 12 jenderal Rusia di medan perang. Sementara para pejabat AS menolak merinci berapa banyak jenderal yang tewas akibat intelijen Amerika.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Rusia Tuduh AS Tutupi Dalang Serangan di Aula Konser Crocus


Konflik Rusia-Ukraina telah berlangsung selama lebih dari dua bulan, terhitung sejak dimulainya serangan, yakni pada 24 Februari lalu. Menurut PBB, lebih dari 3.150 warga sipil di Ukraina telah tewas akibat serangan Rusia. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) memperkirakan akan ada sekitar 8,3 juta orang meninggalkan Ukraina tahun ini.


Sejauh ini, lebih dari 5 juta warga Ukraina sudah mengungsi ke negara-negara tetangga. Konflik Rusia-Ukraina telah memicu krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak berakhirnya Perang Dunia.


Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Selasa (3/5). Pada kesempatan itu, Putin menyampaikan bahwa Rusia siap menjalin dialog dan negosiasi dengan Ukraina.

Berita Lainnya:
Serangan Rusia Menewaskan 13 Orang di Kota Chernihiv


“Presiden Rusia menjelaskan pendekatan mendasar untuk negosiasi dengan perwakilan Ukraina. Secara khusus, dia (Putin) menekankan bahwa meskipun Kiev tidak konsisten dan tidak siap untuk kerja serius, Rusia tetap terbuka untuk berdialog,” kata Kremlin dalam keterangan persnya, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.


Saat berbicara dengan Macron, Putin juga menyampaikan bahwa negara-negara Uni Eropa mengabaikan kejahatan perang yang dilakukan pasukan Ukraina. Putin secara khusus menyoroti aksi pemboman Ukraina ke desa dan kota Donbas yang menyebabkan jatuhnya korban sipil. n.

 

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi