Sabtu, 27/04/2024 - 05:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Pengadilan India Tunda Sita Aset Xiaomi

ADVERTISEMENTS

Xiaomi diduga melanggar undang-undang devisa di India.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

JAKARTA — Pengadilan India menunda keputusan biro hukum federal untuk menyita aset senilai 725 juta dolar milik Xiaomi. Xiaomi diduga melanggar undang-undang devisa negara tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Direktorat Penegakan Hukum pekan lalu menyita aset Xiaomi senilai 725 juta dolar Amerika Serikat dari akun bank Xiaomi Corp di India. Perusahaan teknologi yang berbasis di China itu diduga secara ilegal mengirim uang ke tiga entitas asing, salah satunya berada dalam grup Xiaomi.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Pangsa Pasar Mobil Listrik di India Diperkirakan Capai 5,5 Juta pada 2040  


Transfer uang tersebut disamarkan sebagai pembayaran royalti, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (6/5/2022).Hakim menunda keputusan Direktorat Penegakan Hukum setelah mendengarkan keterangan dari tim pengacara Xiaomi, menurut dua sumber yang dirahasiakan identitasnya.

ADVERTISEMENTS


Baik Xiaomi dan Direktorat Penegakan Hukum India tidak memberikan komentar atas kabar ini. Xiaomi sebelumnya membantah tuduhan tersebut.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Xiaomi mengatakan pembayaran royalti dan pernyataan kepada bank adalah sah dan berdasarkan kenyataan. Pengadilan India akan mengadakan sidang untuk kasus ini pada 12 Mei.

Berita Lainnya:
INDEF: Konflik Geopolitik Tingkatkan Beban Pelaku UMKM


Data dari Counterpoint Research menunjukkan Xiaomi adalah ponsel paling unggul di India pada 2021, menguasai 24 persen pangsa pasar. Mantan pimpinan Xiaomi di India, Manu Kumar Jain, sempat dipanggil oleh biro tersebut untuk dimintai keterangan.


Bisnis perusahaan China di India dipengaruhi ketegangan politik kedua negara setelah perslisihan di perbatasan pada 2020. India sejak peristiwa itu melarang sekitar 300 aplikasi asal China, antara lain TikTok, karena alasan keamanan.

sumber : antara

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi