Rabu, 08/05/2024 - 16:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Sikap Empati Anak tak Langsung Muncul, Terbentuknya Bertahap dan Perlu Praktik Berulang

ADVERTISEMENTS

Perlu waktu untuk menanamkan sikap empati pada anak.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Menanamkan sikap tolong menolong dan berempati kepada anak merupakan hal yang penting. Namun, menanamkan sikap tersebut pada anak ternyata membutuhkan waktu dan kesabaran.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Hal tersebut pun disampaikan oleh psikolog keluarga Anna Surti Ariani. Ia mengatakan bahwa menanamkan sikap empati kepada anak tidak akan muncul secara langsung. Pembelajaran tersebut harus dipraktikkan berulang kali dan bertahap.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Jadi kita perlu memahami dulu bahwa kemampuan menolong, kemampuan berbagi itu tidak muncul secara langsung, namun bertahap,” kata Anna saat diskusi daring, Kamis (2/6/2022).

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Anna menjelaskan, ahli-ahli perkembangan menyebutkan bahwa untuk bisa betul-betul sadar untuk berbagi paling tidak anak perlu melewati beberapa tahap. Setidaknya tiga tahap dulu.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Lantik Kepala BPKA, Pj Gubernur: Sukseskan PON XXI dan PSN


“Artinya, itu baru usia sekitar SMP gitu untuk betul-betul menyadari secara utuh dia bisa berbagi,” ungkap psikolog yang akrab disapa Nina itu.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Nina menjelaskan, sikap tersebut akan tumbuh setelah anak mengalami tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap pra-sekolah. Di usia tersebut, anak belum melakukan tindakan berbagi berdasarkan kesadarannya sendiri.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Menurut Anna, ketika anak pra-sekolah berbagi kepada orang lain, hal tersebut dilakukan karena sang anak tahu bahwa itu merupakan tindakan yang dipuji oleh orang tuanya. Anak belum memiliki kesadaran bahwa itu memberikan kebaikan.


“Tahapan berikutnya biasanya dialami oleh anak SD awal, itu adalah ketika seorang anak menolong atau berbagi adalah karena dia merespons saja apa yang diminta oleh orang lain. Jadi ibaratnya disuruh sama orang tuanya, baru dia melakukannya,” jelas Nina.

Berita Lainnya:
Agar Anak tak Salah Pergaulan, ini Saran Polisi Buat Orang Tua


Umumnya, pada usia-usia tersebut, anak masih sulit untuk bersabar dan berbagi. Misalnya mengantriebermain ayunan atau pun meminjamkan mainannya kepada temannya. Namun, Nina mengimbau agar orang tua tetap bersabar dan tidak berhenti menanamkan sikap tersebut kepada anaknya.


“Jadi kalau orang tua bilang, kok belum sadar-sadar sih, memang belum. Itu sudah sesuai dengan tahap perkembangannya. Tahap ketiga, biasanya di usia anak SD akhir dia melihat berbagi itu adalah cara dia untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya nama baik, pujian, dan lain sebagainya,” ungkap Nina.


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi