Sabtu, 04/05/2024 - 06:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Rudal Rusia Hantam Pelabuhan Odesa Ukraina, Ancam Kesepakatan Krisis Pangan

ADVERTISEMENTS

Serangan Rusia terhadap Pelabuhan Odesa Ukraina rusak infrastruktur

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

KIEV – Rudal Rusia menghantam pelabuhan Odesa di selatan Ukraina pada Sabtu (23/7/2022). Serangan ini mengancam kesepakatan yang ditandatangani hanya sehari sebelumnya untuk membuka blokir ekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam dan mengurangi kekurangan pangan global yang disebabkan oleh perang. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Menurut militer Ukraina, dua rudal Kaliber Rusia menghantam area stasiun pompa di pelabuhan, sementara dua lainnya ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan udara.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Juru bicara Angkatan Udara Ukraina Yuriy Ignat mengatakan, rudal ditembakkan dari kapal perang di Laut Hitam dekat Krimea. 

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Tapi penyiar publik Suspilne mengutip militer Ukraina melaporkan, rudal itu tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Suspilne engutip komando militer selatan Ukraina yang mengatakan bahwa area penyimpanan gandum di pelabuhan itu tidak terkena. “Sayangnya ada yang terluka. Infrastruktur pelabuhan rusak,” kata Gubernur Odesa Maksym Marchenko. 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar, mengatakan para pejabat Rusia mengatakan kepada Turki bahwa tidak ada hubungannya dengan serangan di Odesa. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


“Rusia mengatakan kepada kami bahwa mereka sama sekali tidak ada hubungannya dengan serangan ini. Fakta bahwa insiden seperti itu terjadi tepat setelah kesepakatan yang kami buat kemarin benar-benar membuat kami khawatir,” katanya.

Berita Lainnya:
Menhan Rusia Sebut Kiev Kehilangan 111 Ribu Tentara Selama 2024


Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia maupun ringkasan malam militer tidak menyebutkan adanya serangan rudal di Odesa.


Menteri Infrastruktur Ukraina, Oleksandr Kubrakov, mengatakan di Facebook,  negara itu tetap melanjutkan persiapan teknis untuk peluncuran ekspor produk pertanian dari pelabuhan.


Kesepakatan  ditandatangani Moskow dan Kiev dan dimediasi PBB dan Ankara pada Jumat (22/7/2022). Kesepakatan ini dipuji sebagai terobosan setelah hampir lima bulan pertempuran sejak Rusia menginvasi tetangganya. 


Hal ini dipandang penting untuk menahan lonjakan harga pangan global dengan mengizinkan ekspor biji-bijian dikirim dari pelabuhan Laut Hitam termasuk Odesa.


Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut serangan itu sebagai tindakan barbarisme yang menunjukkan bahwa Rusia tidak dapat dipercaya untuk mengimplementasikan kesepakatan itu “Jika ada orang di dunia yang bisa mengatakan sebelumnya bahwa semacam dialog dengan Rusia, semacam kesepakatan, akan diperlukan, lihat apa yang terjadi,” kata Zelenskyy dalam video larut malam. 


Zelenskyy bersumpah untuk melakukan segala kemungkinan untuk memperoleh sistem pertahanan udara. Sistem ini nantinya mampu menembak jatuh rudal seperti yang menghantam Odesa. 


Serangan terbaru di Odesa pun mengundang kecaman keras dari PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Italia. Para pejabat PBB berharap perjanjian itu akan beroperasi dalam beberapa Ahad. 

Berita Lainnya:
Idul Fitri di Tepi Barat Diwarnai Penangkapan oleh Tentara Israel


Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan dalam sebuah pernyataan, serangan ini menimbulkan keraguan serius pada kredibilitas komitmen Rusia terhadap kesepakatan sebelumnya. “Rusia memikul tanggung jawab untuk memperdalam krisis pangan global dan harus menghentikan agresinya,” ujarnya.


Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dengan tegas mengutuk serangan itu. Juru bicara Guterres menekankan, implementasi penuh dari kesepakatan itu sangat penting. 


Ukraina telah menambang perairan di dekat pelabuhannya sebagai bagian dari pertahanan perangnya. Namun, berdasarkan kesepakatan itu, pilot akan memandu kapal di sepanjang jalur yang aman.


Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) yang dikelola oleh anggota dari keempat pihak dalam perjanjian tersebut kemudian akan memantau kapal-kapal yang transit di Laut Hitam ke Selat Bosphorus Turki dan menuju pasar dunia. Semua pihak sepakat bahwa tidak akan ada serangan terhadap entitas ini. 


Kesepakatan itu seharusnya akan memulihkan pengiriman biji-bijian dari tiga pelabuhan yang dibuka kembali ke tingkat sebelum perang sebesar 5 juta ton per bulan.


Zelenskyy mengatakan, akan membuat gandum senilai sekitar 10 miliar dolar AS untuk dijual dengan sekitar 20 juta ton panen tahun lalu untuk diekspor.    

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi