Sri Lanka diminta mengatasi akar masalah struktural yang menyebabkan krisis.
WASHINGTON — Bank Dunia tidak berencana untuk menawarkan pembiayaan baru ke Sri Lanka sampai negara itu memiliki kerangka kebijakan makroekonomi yang memadai. Dalam pernyataannya, Jumat (29/7/2022) Bank Dunia menekankan Sri Lanka harus melakukan reformasi struktural yang fokus pada stabilitas ekonomi dan mengatasi akar masalah struktural yang menyebabkan krisis.
Pada awal bulan ini Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan pemerintahnya yang kehabisan dana membutuhkan setidaknya 5 miliar dolar AS untuk enam bulan ke depan demi memenuhi kebutuhan hidup dasar masyarakat. Termasuk untuk impor bahan bakar sebesar 3,3 miliar dolar.
“Hanya menetapkan stabilitas ekonomi tidak cukup, kami harus restruktur seluruh ekonomi,” kata Ranil Wickremesinghe pada parlemen, Selasa (7/6/2022).
Wickremesinghe sedang mempersiapkan anggaran sementara untuk menyeimbangkan keuangan publik yang goyah. Negara yang berpopulasi 22 juta orang itu mengalami krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade.
Sumber: Republika