Selasa, 07/05/2024 - 23:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Perundungan di Dunia Maya tak Dapat Dijustifikasi

ADVERTISEMENTS

Perundungan di dunia maya jadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan literasi.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Masih adanya perilaku doxing dan perundungan di dunia maya menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia. Bagaimanapun perilaku seperti itu bukan suatu hal yang dapat dijustifikasi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Buku yang kedua membahas tentang ketidaksetujuan kami dengan doxing. Apapun alasannya, perundungan di dunia maya bukan suatu hal yang bisa dijustifikasi. Dari situlah kami membahas kira-kira langkah apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan awareness dan mencegah cyberbullying,” jelas perwakilan dari Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada (CfDS UGM), Amelinda Kusumaningtyas, dalam siaran pers, Selasa (16/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Buku tersebut merupakan salah satu dari 58 buku literasi digital yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi beserta mitra jejaringnya. Buku-buku yang diluncurkan CfDS UGM merupakan bentuk dari riset tentang perubahan-perubahan sosial yang disebabkan oleh transformasi digital.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Pemprov Papua Sebut Keamanan Penting untuk Tingkatkan Kunjungan Wisman


“Kami juga membuat buku-buku tentang ekonomi digital, implikasinya ke pemberdayaan perempuan dan inovasi digital apa saja yang terbentuk ketika Covid-19 terjadi,” jelas dia.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Erni Sulistyowati selaku perwakilan dari Common Room menjelaskan secara singkat tentang 10 buku yang dibuat dengan tujuan untuk membantu menurunkan kesenjangan digital di Indonesia. Ada buku yang membahas tentang peningkatan kapasitas di bidang teknologi informasi, pemanfaatan digital, kebijakan dan regulasi, serta tentang pembelajaran teknologi informasi dan layanan berbasis komunitas.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Ada juga buku-buku yang dihasilkan oleh tim Jaringan Pegiat Literasi Digital (JAPELIDI). Buku-buku itu membahas tentang panduan dan bagaimana posisi perempuan di dunia daring secara cermat dan bermedia sosial secara bijak. Tim JAPELIDI membuat 15 buku yang terbagi menjadi buku kolaborasi, buku panduan, dan buku khusus yang mengajarkan empat pilar Literasi Digital.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Sementara itu, Tim Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) ikut menjelaskan tentang buku berjudul “Membangun Resiliensi dalam Gejolak Pandemi”, yang membahas tentang kisah dan tantangan yang dialami oleh relawan ketika COVID-19 terjadi. Buku tersebut dibuat berdasarkan riset yang harapannya dapat menjawab masalah-masalah dan mendorong semangat kerelawanan.

Berita Lainnya:
Jokowi Dinilai Bakal Senasib dengan SBY, Sulit Dapat Maaf dari Megawati


Lalu, Ketua ICT Watch, Indriyatno Banyumurti, juga menjelaskan tentang karya yang dihasilkan berfokus pada edukasi menggunakan internet yang baik. Ada tiga buku yang membahas tentang #JagaPrivasi, manajemen strategi Komunikasi dalam mengelola media sosial selama pandemi, dan tantangan utama transformasi digital Indonesia yang berhubungan dengan Digital Economy Working Group (DEWG) G20 saat ini.


Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021, saat ini Indonesia masih menduduki kategori ‘sedang’ dalam hal kapasitas literasi digital dengan nilai angka sebesar 3.49 dari 5.00. Atas dasar itulah Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi dan mitra-mitranya meluncurkan 58 buku kolaborasi seri Literasi Digital.


 


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi