Sabtu, 27/04/2024 - 04:51 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Hukum Syariat Jadi Patokan Taliban Jalin Hubungan Internasional

ADVERTISEMENTS

Taliban siap tak menjalin hubungan jika syariat tak mengizinkan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 KABUL — Pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhundzada mengatakan, kelompoknya akan tetap berpegang pada hukum syariat saat berurusan dengan komunitas internasional. Taliban, kata dia, siap tak menjalin hubungan dengan sebuah negara jika syariat tak mengizinkan.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Kami akan berurusan dengan komunitas internasional sesuai syariat Islam. Jika syariat tidak mengizinkannya, kami tidak akan berurusan dengan negara lain mana pun,” kata Akhundzada saat berbicara di hadapan sekitar 3.000 pemimpin suku, pejabat, dan ulama di kota Kandahar, Kamis (18/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Warga Israel Ditangkap di Malaysia Punya Senpi, Beli Rp 32 Juta Per Pistol


Pertemuan besar itu telah dua kali digelar sejak Taliban berhasil mengambil alih kembali kekuasaan di Afghanistan pada Agustus tahun lalu. “Pertemuan ini diadakan untuk memikirkan kebebasan yang kita terima dengan berkah Allah, yang kita capai dari darah mujahidin kita,” ujar Akhundzada. 

ADVERTISEMENTS


Menurut laporan kantor berita pemerintahan Taliban, Bakhtar, pertemuan pada Kamis lalu menghasilkan beberapa resolusi. Salah satunya adalah mengecam serangan pesawat nirawak yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Bulan lalu, Washington berhasil membunuh pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri di tempat persembunyiannya di Kabul. Al-Zawahiri adalah salah satu otak di balik serangan gedung World Trade Center di New York pada 11 September 2001. Hampir 3.000 orang tewas dalam insiden tersebut.

Berita Lainnya:
Menlu Retno dan Dubes Negara Arab Bahas Perkembangan Krisis Gaza


Saat operasi pembunuhan al-Zawahiri, AS mengerahkan pesawat nirawak atau drone. Taliban mengecam serangan drone Washington di Kabul karena dianggap melanggar kedaulatannya. Sementara AS menuduh Taliban tak menaati kesepakatan yang mereka capai di Doha, Qatar, pada Februari 2020, karena melindungi al-Zawahiri.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi