Jumat, 03/05/2024 - 23:11 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ASIAINTERNASIONAL

Gagal Lindungi Abe, Kepala Polisi Jepang Mundur dan Usulkan Sistem Baru

ADVERTISEMENTS

Kepala kepolisian Jepang mengundurkan diri dari jabatannya karena gagal lindungi Abe

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

TOKYO – Kepala Badan Kepolisian Nasional Jepang Itaru Nakamura telah memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Dia merasa bertanggung jawab atas kegagalannya melindungi mantan perdana menteri Shinzo Abe yang ditembak hingga tewas bulan lalu.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Nakamura mengatakan, penembakan dan kematian Shinzo Abe merupakan insiden serius. Oleh sebab itu, sebagai kepala kepolisian, Nakamura merasa gagal dan memilih menanggalkan jabatannya. Dia sudah mengajukan pengunduran dirinya ke Komisi Keamanan Publik Nasional Jepang pada Kamis (25/8/2022) pagi waktu setempat.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

“Untuk secara mendasar memeriksa kembali penjagaan dan tidak pernah membiarkan ini terjadi, kita perlu memiliki sistem baru,” kata Nakamura pada konferensi pers saat dia mengumumkan niatnya untuk mundur.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

Nakamura tidak mengungkap kapan dia bakal resmi melepaskan jabatannya sebagai kepala polisi nasional. Namun media Jepang melaporkan, pengunduran diri Nakamura diperkirakan akan disetujui pada pertemuan Kabinet pada Jumat (26/8/2022).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Korsel Bakal Produksi Drone 2 Kali Lipat Lebih Banyak pada 2026 untuk Hadapi Korut

Bulan lalu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, pembunuhan Shinzo Abe merupakan tindakan biadab dan tak bisa dimaafkan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

“Saya berdoa agar hidupnya (Abe) diselamatkan, tapi meskipun demikian, saya datang untuk mengetahui (kematiannya). Ini benar-benar disesalkan. Saya tak bisa berkata apa pun,” kata Kishida dengan raut emosional kepada awak media, 8 Juli lalu.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Shinzo Abe tewas ditembak saat tengah berpidato di sebuah acara kampanye di kota Nara pada 8 Juli. Abe ditembak dua kali dari arah belakang. Peluru mengenai dada sebelah kiri dan lehernya. Dia sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tak tertolong.

Pelaku penembakan diidentifikasi sebagai Tetsuya Yamagami. Dia ditangkap sesaat setelah melepaskan tembakan ke arah Abe. Saat ini Yamagami sedang menjalani evaluasi mental dan akan berlangsung hingga November mendatang.

Berita Lainnya:
Gedung Putih Bantah Terima Peringatan Dini Serangan Iran ke Israel

Dalam keterangannya, Yamagami mengungkapkan, dia menembak Abe karena hubungan sang mantan perdana menteri dengan Gereja Unifikasi. Yamagami mengaku membenci gereja tersebut. Tahun lalu, Abe memang sempat mengirim pesan video ke sebuah kelompok yang terafiliasi dengan Gereja Unifikasi. Hal itu diduga memicu kemarahan pelaku.

Gereja Unifikasi didirikan di Korea Selatan (Korsel) pada 1954. Ia hadir di Jepang sekitar satu dekade kemudian. Para pengurus gereja tersebut kemudian membangun hubungan dekat dengan sejumlah anggota parlemen Jepang berhaluan konservatif. Banyak dari mereka merupakan anggota Partai Demokrat Liberal, yakni partai yang pernah dipimpin Abe.

Sejak 1980-an, Gereja Unifikasi di Jepang telah menghadapi tuduhan perekrutan bermasalah dan penjualan agama. Saat ini, peringkat dukunga terhadap pemerintahan Perdana Menteri Fumio Kishida mengalami penurunan. Hal itu karena hubungan Gereja Unifikasi dengan partainya.


sumber : Reuters

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi