Jumat, 26/04/2024 - 12:39 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Sri Mulyani: APBN tak Sehat Jika Harus Tanggung Subsidi Rp 698 Triliun

ADVERTISEMENTS

Sri Mulyani sebut bila konsumsi BBM tak direm maka APBN harus tambah Rp 195 triliun

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan jika tidak dilakukan pengendalian harga dan juga pembatasan konsumsi BBM subsidi, maka beban subsidi dalam APBN bisa mencapai Rp 698 triliun.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Dia beralasan, kenaikan harga minyak dunia yang masih diatas 100 dolar AS per barel akan semakin menggerus APBN. Apalagi, kurs rupiah atas dolar saat ini sudah mencapai Rp 14.700.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


“Belum lagi konsumsi masyarakat atas BBM yang masih terus meningkat seiring pemulihan ekonomi. Hal ini akan mempengaruhi kenaikan beban subsidi,” ujar Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat (28/8).

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Menko Airlangga Bilang Harga Minyak Mentah Sudah di Atas Asumsi APBN


Sri Mulyani menjelaskan ditaksir konsumsi Pertalite tanpa adanya pembatasan bisa mencapai 29,07 juta kiloliter hingga akhir tahun nanti. Sedangkan solar bisa mencapai 17,44 juta kiloliter. Tanpa adanya pengendalian, maka pemerintah harus menambah Rp 195,6 triliun lagi subsidi khusus untuk energi.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


“Presiden meminta kami untuk menghitung secara cermat kemampuan APBN terkait kondisi ini,” ujar Sri Mulyani.


Belum lagi, kata Sri Mulyani dengan situasi global dan kenaikan harga komoditas hari ini pendapatan negara dari penerimaan perpajakan hingga PNBP tak cukup untuk menambal kebutuhan subsidi.

Berita Lainnya:
Antisipasi Lonjakan Trafik, XL Axiata Perkuat Infrasruktur


“Memang kenaikan harga komoditas meningkatkan penerimaan kita. Tapi, tambahan windfall profit ini bahkan juga tidak cukup untuk menambal subsidi energi,” ujar Sri Mulyani.


Ia merinci, untuk pendapatan negara di taksir bisa mencapai Rp 2.266,2 triliun dari sebelumnya ditaksir hanya Rp 1.846,1 triliun. Sayangnya, kondisi belanja negara juga naik drastis dari yang semula hanya Rp 2.714,2 triliun menjadi Rp 3.106,4 triliun.


“Porsi paling besar itupun ada untuk subsidi dan kompensasi untuk PLN dan Pertamina yang menjalankan penugasan penyaluran subsidi. Jika kita tidak melakukan langkah strategis, Pertamina dan PLN bahkan tidak bisa bertahan,” ujar Sri Mulyani.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi