Jumat, 26/04/2024 - 12:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EROPAINTERNASIONAL

Rusia Bangun Dua Reaktor Nuklir di Hungaria

ADVERTISEMENTS

Industri nuklir Rusia belum dikenai sanksi UE atas invasi ke Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 BUDAPEST — Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menyatakan, raksasa tenaga nuklir Rusia Rosatom akan mulai membangun dua reaktor nuklir baru di Hongaria dalam beberapa minggu mendatang. Kesepakatan ini yang dicapai antara Rusia dan negara Uni Eropa (UE) itu pada 2014.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Pembangunan ini bertujuan untuk memperluas pembangkit nuklir Paks yang sudah ada. Menurut BBC, situs Paks saat ini menghasilkan 40 persen dari pasokan listrik Hungaria.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Iran Sebut akan Menyerang Situs Nuklir Israel jika Fasilitasnya Dibom


“Biarkan konstruksi dimulai!” kata Szijjarto dalam sebuah unggahan Facebook.

ADVERTISEMENTS


Industri nuklir Rusia belum dikenai sanksi UE atas invasi ke Ukraina. Langkah untuk mengisolasi dan memberi sanksi pada ekspor minyak dan gasnya tidak didukung oleh Hungaria.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Dengan tambahan dua reaktor baru ini, pembangkit listrik tenaga nuklir yang saat ini terdiri dari empat reaktor buatan Uni Soviet akan mendapatkan kapasitas dua kali lipat lebih besar. “Ini adalah langkah besar, tonggak penting,” kata Szijjarto.

Berita Lainnya:
Hamas: Tak Ada Kemajuan dalam Perundingan Gencatan Senjata 


“Dengan cara ini kami akan memastikan keamanan energi Hungaria dalam jangka panjang dan melindungi Hungaria dari perubahan harga energi yang liar,” ujarnya.


Szijjarto menambahkan, bahwa reaktor nuklir bisa siap untuk digunakan pada 2030. Proyek kontroversial 12.5 miliar euro ini sebagian besar dibiayai oleh Rusia. Setelah perang di Ukraina, banyak negara UE berusaha mengurangi ketergantungan mereka pada pasokan energi Rusia.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi