Sabtu, 27/04/2024 - 02:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Situasi Irak Makin Tegang, KBRI Baghdad Minta WNI Tidak Keluar Rumah

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH -Kedutaan Besar RI (KBRI) di Baghdad mengeluarkan imbauan kepada warga negara Indonesia (WNI) di Irak, seiring dengan semakin tegangnya situasi di negara tersebut.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Imbauan tersebut meminta WNI untuk tidak keluar rumah dan meningkatkan kewaspadaan atas situasi yang tengah terjadi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

“Sehubungan dengan perkembangan keamanan yang tidak kondusif hari ini  dan diberlakukannya jam malam di seluruh Irak, dimohon kepada seluruh WNI yang berada di Irak untuk mematuhi aturan yang berlaku dengan tidak keluar rumah dan senantiasa meningkatkan kewaspadaan,” kata KBRI Baghdad.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
Pangdam Jaya Pastikan Pemerintah Beri Ganti Rugi Korban Ledakan Gudmurah

“Untuk informasi lebih lanjut, KBRI dapat dihubungi melalui nomor +9647500382557,” lanjut bunyi imbauan tersebut.

ADVERTISEMENTS

Ketegangan di Irak terjadi ketika pendukung seorang ulama Syiah berpengaruh, Muqtada al-Sadr, menggeruduk istana presiden pada Senin (29/8). Mereka menerobos gerbang istana dan masuk ke dalamnya, memicu kerusuhan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
Relawan Satgas Bencana BUMN Bantu Pemulihan Pascagempa Bawean

Sedikitnya 15 orang meninggal dalam insiden tersebut, dan 350 lainnya terluka. Militer Irak langsung memberlakukan jam malam nasional, dan perdana menteri sementara menangguhkan kabinet.

Kerusuhan terjadi setelah al-Sadr, mengundurkan diri, usai tuntutan pemilihan ulang tidak segera direalisasikan.

Krisis politik di Irak sendiri terjadi sejak pemilihan legislatif pada Oktober tahun lalu, di mana faksi-faksi Syiah tidak sepakat mengenai pembentukan koalisi. 

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi