Sabtu, 27/04/2024 - 02:19 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

BCA Optimistis Kenaikan BBM tak Pengaruhi Penyaluran Kredit

ADVERTISEMENTS

BCA menargetkan penyaluran kredit tahun ini yang sebesar 8-10 persen.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T Budiman menyatakan, naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tidak terlalu beperngaruh terhadap kinerja penyaluran kredit perusahaan. Perseroan, kata dia, mendukung kebijakan pemerintah itu demi menyehatkan anggaran.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Tidak ada dampaknya (ke kredit). So far so good,” ujar Haryanto kepada wartawan usai BCA Talk: Road to BCA Wealth Summit 2022, Senin (5/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
BCA Kantongi Laba Bersih Rp 12,9 Triliun pada Kuartal I 2024


Ia pun optimis target penyaluran kredit tahun ini yang sebesar 8 persen sampai 10 persen akan tercapai. Keoptimisan itu, jelas dia, karena Current Account and Saving Account (CASA) atau dana murah BCA cukup tinggi.

ADVERTISEMENTS


“CASA rasio BCA 81 persen. Jadi ketergantungan kita terhadap suku bunga deposito tidak terlalu tinggi,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Kondisi ekonomi saat ini, kata dia, memang penuh dengan ketidakpastian. Di Amerika Serikat sendiri (AS) The Fed telah naikkan suku bunga acuannya hingga 125 basis poin pada Juli. Kemungkinan akan naik lagi sebesar 50 basis poin.

Berita Lainnya:
Menperin: Currency Swap Jadi Opsi Jaga Ketahanan Manufaktur


Menaikkan suku bunga acuan itu terus dilakukan guna melawan inflasi di negera tersebut. Hanya saja menurutnya, menaikkan suku bunga Acuan hanya meredam inflasi dari sisi demand atau permintaan.


Padahal, sebanyak 64 persen masalah inflasi disebabkan oleh suplai. “China lockdown, logistik terganggu, dan tidak ada barang,” ujar Haryanto.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi