Rabu, 01/05/2024 - 10:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EDUKASI
EDUKASI

Nadiem Makarim Ubah Aturan Masuk PTN, Pengamat: Banyak Lemahnya

ADVERTISEMENTS

Kelemahan aturan baru adalah nilai rapor yang kualitasnya berbeda di setiap sekolah.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Pengamat pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jejen Musfah menanggapi perubahan aturan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Menurut Jejen, aturan tersebut memiliki kelemahan dari setiap kategori jalur masuk PTN.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Pertama, untuk kategori Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kelemahan dari aturan baru adalah nilai rapor atau nilai mata pelajaran di setiap sekolah atau daerah berbeda-beda “kualitas”-nya. “Apakah karena perbedaan rata-rata kemampuan siswa di sekolah atau daerah, atau karena perbedaan cara guru memberi nilai, ada yang mudah, sedang, atau sulit memberikan nilai bagus,” kata Jejen kepada Rabu (7/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Sedangkan untuk aturan baru kategori kedua, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dinilai banyak disetujui oleh pakar. Sebab, kata dia, SBMPTN aturan baru yang hanya melalui jalur tes skolatik relatif sesuai dengan mazhab kompetensi holistik dan multidisiplin.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Cyber University: Perlunya Perubahan Mindset Hadapi Serangan Siber di Era Society 5.0


“Ini banyak disetujui oleh pakar bahwa manusia yang sukses adalah manusia yang punya kapasitas holistik dan multidisiplin. Manusia demikian juga bisa punya daya tahan untuk sukses menjadi mahasiswa,” ujar.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Terakhir, untuk kategori jalur Mandiri, Jejen menyebut kelemahannya adalah kewajiban orang tua membayar uang pangkal atau sejenisnya. Sebaiknya, siswa tidak dikenakan uang pangkal dan kelulusan murni ditentukan oleh kemampuan mengisi jawaban tes atau kapasitas akademik.


Lebih lanjut, Jejen mengusulkan sebaiknya jalur masuk PTN hanya ada satu dengan mempertimbangkan prestasi dan hasil tes. “Satu jalur yang dimaksud adalah penilaian dari prestasi dan hasil tes. Banyaknya jalur tes berakibat pengeluaran orang tua lebih besar dari yang seharusnya,” tambahnya.


Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan transformasi baru seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui Merdeka Belajar episode 22. Pada seleksi nasional berdasarkan prestasi, sebelumnya memisahkan calon mahasiswa berdasarkan jurusan pada pendidikan menengah. 

Berita Lainnya:
Kwarnas Pramuka Minta Nadiem Tinjau Ulang Aturan Pramuka tak Wajib


Akibatnya, peserta didik tidak punya kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan aspirasi kelasnya. Kemudian hanya mata pelajaran tertentu yang dipertimbangkan dalam seleksi. Ini berdampak pada mata pelajaran lain menjadi dianggap tidak terlalu penting dan fokus belajar tidak menyeluruh. 


Ke depan, seleksi akan berfokus pada pemberian penghargaan tinggi atas kesuksesan pembelajaran yang menyeluruh di pendidikan menengah. Hal itu dilakukan melalui pemberian bobot minimal 50 persen untuk nilai rata-rata rapor seluruh mata pelajaran. Dengan pemberian bobot yang tinggi ini, diharapkan peserta didik terdorong untuk berprestasi di seluruh mata pelajaran secara holistik. 


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi