Rabu, 01/05/2024 - 19:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIPERTANIAN

Pakai Kedelai Impor GMO, Perajin Tahu-Tempe: Selama Ini Aman Dikonsumsi

ADVERTISEMENTS

Mayoritas kedelai yang diimpor dari AS, Argentina dan Brasil merupakan produk GMO.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Pemerintah berencana memulai pengembangan kedelai genetically modified organism (GMO) atau rekayasa genetik demi menggenjot produksi dalam negeri. Para perajin tahu dan tempe pun menilai, selama ini penggunaan kedelai impor yang merupakan produk GMO aman dikonsumsi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Ketua Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, menuturkan, impor kedelai untuk kebutuhan produski tahu dan tempe sudah berlangsung sejak era 1980-an. Mayoritas kedelai diimpor dari Amerika Serikat, Argentina, dan Brasil merupakan produk rekayasa genetik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


“Selama 40 tahun terakhir, kita makan tahu, tempe dari kedelai GMO, apakah ada laporan orang sakit gara-gara makan tempe? Ini pandangan orang awam sehingga kedelai GMO itu aman,” kata Aip kepada Republika.co.id, Senin (12/9/2022).

ADVERTISEMENTS


Aip menuturkan, jika produk GMO tak aman, keran impor kedelai GMO tak mungkin dibuka hingga puluhan tahun lamanya. Gakoptindo juga pernah meminta Sucofindo, BUMN penyedia jasa survei untuk melakukan pemeriksaan keamanan produk tahu dan tempe dari kedelai impor.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil
Berita Lainnya:
APS Harap Masyarakat Adat Serap Teknologi Pengelolaan Sagu


Menurutnya, spesifikasi produk tahu tempe yang dibuat dari kedelai impor sejauh ini tidak ada masalah sehingga aman dikonsumsi. Aip menegaskan jika kedelai GMO tidak aman, keran impor selama puluhan tahun terakhir tidak akan dibuka oleh pemerintah.


Namun, Aip menegaskan Gakoptindo juga mendukung penuh pengembangan kedelai lokal. Tahun ini, awalnya pemerintah melalui Kementan mengejar target produksi 1 juta ton kedelai lokal khususnya untuk kebutuhan produksi tahu.


“Ada upaya meningkatkan produksi lokal dan terus dilakuan, kita siap serap sampai 1 juta ton, cuma produksi kadang ada kadang tidak, jadi masih perlu ditingkatkan,” kata dia.


Sebagai informasi, rata-rata kebutuhan kedelai nasional 3 juta ton, itu terdiri atas kebutuhan tahu 1 juta ton dan tempe 2 juta ton. Menurut Aip, kedelai lokal cocok untuk kebutuhan produksi tahu, sementara tempe masih perlu menggunakan kedelai impor.


Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan akan mulai mengembangkan kedelai GMO yang sebelumnya dilarang di Indonesia. Kementan bahkan terbuka untuk melakukan impor benih kedelai GMO agar dikembangkan di Indonesia.

Berita Lainnya:
Benoa Layani Kapal Pesiar Jumbo, Pelindo Sebut Peran Erick Thohir


“Sekarang kita boleh dan akan lakukan kedelai GMO. Itu boleh dilakukan yang selama ini kita punya kendala,” kata Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono, beberapa waktu lalu.


Kasdi mengatakan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bahkan telah memberikan arahan agar dapat mengimpor benih kedelai GMO untuk kebutuhan pengembangan dalam negeri. Opsi itu bisa dilakukan sembari Kementan bersama petani mengembangkan benih kedelai aslo lokal.


Lebih lanjut, Kasdi mengatakan, larangan pengembangan GMO di Indonesia selama ini tidak adil. Pasalnya, impor kedelai yang masuk ke Indonesia nyatanya merupakan produk GMO dan tetap aman dikonsumsi masyarakat.


“Semua sudah paham, kok GMO dilarang padahal tiap tahun kita impor kedelai GMO dan kita makan dan tidak mutasi, itulah kira-kira pendekatan barunya,” ujar dia.


Kementan pun mengalokasikan pagu anggaran tahun 2023 sebesar Rp 745,1 miliar untuk pengembangan kedelai tahun depan. Komoditas kedelai menjadi salah satu pangan yang mendapatkan perhatian pemerintah untuk mengejar swasembada.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi