Sabtu, 27/04/2024 - 05:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIFINANSIAL

Tersendat Data, Perajin Tahu-Tempe Minta Program Subsidi Kedelai Diperpanjang

ADVERTISEMENTS

Perajin menyebut subsidi alami masalah karena data dan izin Koperasi tahu-tempe

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 JAKARTA — Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) meminta pemerintah agar memperpanjang program subsidi kedelai untuk perajin tahu tempe yang telah berakhir pada Juli 2022 lalu. Pasalnya, realisasi volume penyaluran jauh dari target yang ditetapkan pemerintah sehingga banyak perajin belum mendapatkan pasokan subsidi.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Ketua Gakoptindo, Aip Syarifuddin menuturkan, dari target kedelai bersubsidi sebanyak 800 ribu ton, baru terealisasi 80 ribu ton atau 10 persen dari target.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah


Program subsidi itu berlangsung selama empat bulan, sejak April hingga Juli dengan target penyaluran per bulan 200 ribu ton. Di mana, pemerintah memberikan kedelai yang mendapatkan subsidi Rp 1.000 per kg melalu Perum Bulog, merespons tingginya harga kedelai saat ini.

ADVERTISEMENTS
Berita Lainnya:
Perpamsi: WWF Momentum RI Siapkan Infrastruktur Wir Jadi yang Utama


“Program subsidi jalan, tapi tidak selancar seperti bayangan, banyak anggota koperasi yang minta diperpanjang,” kata Aip kepada Republika.co.id, Senin (12/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Aip pun menjelaskan, alasan penyaluran subsidi kedelai karena masalah data anggota koperasi tahu-tempe Indonesia (Kopti) yang belum tuntas. Ia menyebut, persoalan utama lantaran banyak izin operasional Kopti yang telah mati dan tidak diurus.


Dari target 27 provinsi penyaluran subsidi kedelai, baru 16 provinsi yang bisa menyelesaikan persoalan perizinan tersebut. Pasalnya, data Kopti harus lengkap dengan identitas detail setiap anggotanya.


Itu pun, kata Aip, proses pendataan belum merata dalam satu provinsi sehingga belum semua perajin mendapatkan kedelai bersubsidi. “Contoh di Jakarta saja, ada lima wilayah Kopti, namanya izin juga belum lengkap semua jadi ada yang baru dapat subsidi di bulan kedua,” katanya.

Berita Lainnya:
Arya Sebut Erick tak Pernah Minta BUMN Borong Dolar


Ia mengatakan, Gakoptindo sebagai organisasi di tingkat pusat telah meminta kepada Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) dan Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Primkopti) untuk membentuk tim kerja yang membantu penyelesaian izin.


“Kami sudah meminta perpanjangan subsidi pada bulan Agustus dan pengurusan izn terus kami lakukan karena itu dibutuhkan,” kata dia.


Izin Kopti, dibutuhkan juga untuk kebutuhan pinjaman permodalan ke bank hingga rencana ekspansi koperasi di Indonesia untuk melakukan ekspor produk olahan tahu dan tempe.


“Kita akan upayakan inovasi produk baru, seperti kripik tempe, naget tempe, rendang tempe yang berorientasi ekspor, ini membutuhkan administrasi,” ujar dia.

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi