Minggu, 05/05/2024 - 02:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Epidemiolog: Subvarian Omicron BA.2.75.2 Berpotensi Perpanjang Pandemi Indonesia

ADVERTISEMENTS

Subvarian omicron BA.2.75.2 bisa menghindar dari imunitas vaksin.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

 JAKARTA — Epidemiolog dari Universitas Griffith,Australia Dicky Budiman mengatakan subvarian Omicron BA2.75.2 berpotensi memperpanjang durasi gelombang 4 pandemi COVID-19. Pasalnya, virus ini kemampuan menghindar dari imunitas vaksin.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Saat ini yang menjadi perhatian dunia seperti Subvarian Omicron BA2.75.2 dengan pertumbuhan, kasusnya di India itu lebih cepat, juga terkesan menurunkan efikasi dari imunitas saat divaksin,” kata Dicky Budiman, di Jakarta, Rabu (14/9/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Ia mengatakan, subvarian terbaru itu muncul di tengah dominasi kasus BA.4 dan BA.5 yang sudah menginfeksi masyarakat, termasuk yang sudah divaksinasi, bahkan booster atau dosis penguat.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
5 Tips Mudah Membersihkan Lantai Setelah Mudik


“Di India dan negara maju sama seperti di Indonesia, itu artinya orang yang mengalami keluhan meningkat. Kapasitas testing mereka tidak semasif seperti China, tapi yang memiliki keluhan itu juga relatif lebih banyak sehingga harus diwaspadai,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Ia mengatakan, masyarakat juga perlu mewaspadai Subvarian BA2.75, yang kini berkembang menjadi BA2.75.2 sebab kombinasi keduanya bisa berpotensi memperpanjang durasi dari gelombang 4 di Indonesia. Kewaspadaan perlu dilakukan seluruh pihak pada kejadian orang tanpa gejala (OTG) atau asimptomatis yang saat ini terdeteksi mencapai 80 persen dari total pasien yang terinfeksi di Indonesia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Bahaya, Jangan Biasakan Tidur di Kasur yang Sama dengan Bayi


“Masalahnya saat ini, setidaknya 60 persen dari kasus transmisi atau penularan itu terjadi dari kasus yang tidak bergejala. Ini yang harus diwaspadai,” katanya.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Ia menambahkan, proteksi terbaik dengan vaksinasi booster karena orang yang sudah terinfeksi bahkan kurang lebih sebulan terakhir, masih bisa terinfeksi lagi.


“Jadi tidak ada kekebalan pascainfeksi yang menetap dan kuat. Ini yang harus dipahami,” kata Dicky.


sumber : Antara

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi