Rabu, 01/05/2024 - 23:29 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

IN-DEPTH

100 Tahun PERSIS: Belajar dari Masa Lalu, Menatap Masa Depan

ADVERTISEMENTS

Masa-masa perlawan terhadap propaganda PKI khususnya di daerah Jawa barat mendorong Ketua Umum PERSIS saat itu untuk menghidupkan lagi penerbitan-penerbitan yang menjelaskan hakikat ajaran komunis. Tidak sampai di situ, sebagai Ketua Umum PP PERSIS KHM. Isa Anshary membentuk “Front Anti Komunis” pada tahun 1954.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Kelima, Fase isolasi dan ideologisasi. Pada fase ini penguatan dan ideologisasi gerakan dakwah sangat kental ke dalam, sebagai sebuah strategi memproteksi jamaah dari situasi dan kondisi kebijakan politik nasional yang cenderung represif terhadap umat Islam. PERSIS menemukan figur pemimpin yang tepat pada masanya itu, KH E Abdurahman, seorang ulama fiqih yang memiliki kharisma mengagumkan. Pada fase ini, PERSIS berhasil merumuskan lebih jelas karakter gerakan pemikiran fikih dan dakwahnya dalam iklim masyarakat Jawa Barat, meskipun mengalami penurunan pergerakan dan aktivitas jamiyahnya di luar Jawa Barat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Keenam fase konsolidasi dan transformasi. Sepeninggalan KH E Abdurahman Abdurahman, PERSIS kembali berbenah organisasi dengan mengkonsolidasikan atau menghidupkan kembali PW-PW dan PD-PD di berbagai daerah. PERSIS di bawah kepemimpinan Ustadz Latif Mukhtar berkeliling ke seluruh Indonesia dan menghidupkan kembali cabang-cabang PERSIS. Dengan jaringan luar negeri yang diberikan oleh Pak Natsir, Ustadz Latif Mukhtar mendirikan masjid-masjid di berbagai provinsi, dimana disitu ada kader atau cabang PERSIS.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Selain itu, PERSIS mulai melakukan transformasi dari pemikiran kepada gerakan ormas. Hal ini ditegaskan setelah muktamar PERSIS di Garut 1990 yang menegaskan PERSIS bertransformasi dari gerakan pemikiran kepada gerakan Ormas. Pada tahap ini PERSIS bukan hanya memikirkan masyarakat, namun sudah mulai berpikir bagaimana menata masyarakat. Fase ini dipimpin Ustadz Latif Muchtar sejak medio 1983-1997.

ADVERTISEMENTS

Fase ekspansi dan pengokohan PERSIS sebagai gerakan Ormas. Fase ini sepeninggalan Ustadz Latif Mukhtar digantikan oleh Ustadz Shidiq Amin hingga saat ini di bawah kepemimpinan Ustadz Aceng Zakaria. Ustadz Shidiq melanjutkan beberapa program peninggalan Ustadz Latif. Diantaranya menghidupkan cabang-cabang di daerah, membentuk badan ekonomi BPRS Amanah Rabbaniyah, melanjutkan perguruan tinggi dan lain-lain.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Setelah Ustadz Shidiq, berganti pimpinan kepada Ustadz Maman Abdurahman masih sama melanjutkan program yang ditinggalkan sebelumnya. Saat ini dalam kepemimpinan ulama kharismatik Ustadz Aceng Zakaria, PERSIS semakin menguatkan sebagai gerakan ormas yang tidak semata-mata pada gerakan pemikiran pembaharuan, tapi gerakan sosial kemasyarakatan.


Di bawah kepemimpinan Ustadz Aceng Zakaria pertumbuhan Jamiyah sejak 2015 sangat eksponensial di berbagai daerah di Indonesia.  Demikian juga di dunia Pendidikan mengalami kemajuan signifikan.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS
1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi