Sabtu, 27/04/2024 - 01:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AMERIKAINTERNASIONAL

Presiden Filipina Singgung Ketimpangan di Majelis Umum PBB

ADVERTISEMENTS

Marcos menilai orang-orang terkaya di dunia telah mempertaruhkan si miskin.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

 NEW YORK — Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menuduh orang-orang terkaya di dunia telah mempertaruhkan yang termiskin, Selasa (20/9/2022). Dalam pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dia mendorong tindakan terhadap ketidaksetaraan, senjata nuklir, dan perubahan iklim.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


Marcos kembali ke tema pembagian antara si kaya dan si miskin di beberapa poin sepanjang pidatonya. Dia mencatat beban utang yang membengkak, kurangnya akses Internet, dan dampak miring dari pandemi Covid-19. “Negara-negara kaya segera menerima vaksin dengan mengorbankan yang miskin,” katanya berbicara di depan para pemimpin dunia untuk pertama kalinya sejak menjabat pada Juni .

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
Berita Lainnya:
DK PBB Didesak Tekan Israel Patuhi Gencatan Senjata


“Petugas kesehatan Filipina berada di garis depan di banyak negara … mempertaruhkan dan seringkali mengorbankan hidup mereka sendiri untuk menyelamatkan orang lain,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS


Marcos mengisyaratkan ketidaksetaraan di wilayahnya sendiri dengan mendesak untuk mendapatkan kursi di Dewan Keamanan (DK) PBB. Dia mengatakan, dasar-dasar PBB diabaikan, tetapi tidak memberikan elaborasi. “Piagam kami dilanggar di seluruh dunia saat kami berbicara,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil


Selain itu, Marcos mengatakan, waktu untuk berbicara tentang “jika” dan “kapan” telah lama berlalu dalam masalah perubahan iklim. Dia meminta negara-negara industri untuk memenuhi kewajiban memotong gas rumah kaca dan membantu negara-negara berkembang.

Berita Lainnya:
Zelenskyy Hadiri Pertemuan di Lithuania, Bahas Perang dengan Rusia


“Dampak perubahan iklim tidak merata dan mencerminkan ketidakadilan sejarah: Mereka yang paling tidak bertanggung jawab paling menderita. Ketidakadilan ini harus diperbaiki dan mereka yang perlu berbuat lebih banyak harus bertindak sekarang,” kata Marcos.


Isu lain yang dibahas Marcos adalah pengurangan senjata nuklir. Dia pun mendesak pembuatan peraturan yang mengatur dunia maya untuk persenjataan kecerdasan buatan.


Marcos berhasil menduduki posisi presiden Filipina dalam kemenangan pemilihan yang menakjubkan usai 36 tahun setelah pemberontakan “Kekuatan Rakyat” yang didukung tentara ketika mengusir ayahnya, Ferdinand Marcos Sr, dari jabatannya. Marcos Sr dikenal karena pemerintahannya yang tirani, meskipun putranya menolak menyebutnya sebagai diktator. 

sumber : Reuters

Sumber: Republika

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi