Sabtu, 11/05/2024 - 09:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

EKONOMIGLOBAL

Akankah Indonesia Terpuruk Hadapi Resisi 2023? Ini Penjelasan KSP

ADVERTISEMENTS

Indonesia dinilai memiliki daya tahan ekonomi kuat hadapi resisi 2023

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS

  JAKARTA – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan, perekonomian Indonesia masih berada di level yang relatif baik. Hal ini merujuk pada hasil laporan Dana Moneter Internasional atau Internasional Monetary Fund (IMF) terkait World Economic Outlook untuk 2022 dan 2023. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah


Sebagai informasi, IMF menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sebesar 5,3 persen pada 2022, dan turun menjadi 5,0 persen pada 2023. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Angka ini masih lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN secara keseluruhan, yang diproyeksikan berada di angka 4,9 persen pada 2023.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


IMF juga mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 juga diproyeksikan lebih baik dibandingkan beberapa Negara G20. Yaitu, Amerika Serikat dengan pertumbuhan sebesar 1,6 persen, Jerman 1,5 persen, Jepang 1,7 persen, UK 3,6 persen, Brazil 2,8 persen, dan Meksiko 2,1 persen. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah
ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


“Mencermati laporan IMF, perekonomian Indonesia masih berada di level yang relatif baik. Bahkan IMF menyebut  Indonesia akan menjadi titik terang saat perekonomian global gelap,” kata Edy, dikutip dari siaran pers KSP pada Ahad (16/10/2022). 

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Semen Baturaja Raih Pendapatan Bersih Rp 406,5 Miliar


Meski Indonesia meraih pertumbuhan ekonomi tinggi dengan kondisi stabilitas politik dan fundamental ekonomi yang kuat, Edy menyebut pemerintah dan otoritas terkait tidak terlena dan terus bersinergi dalam menerapkan berbagai kebijakan yang dapat menjaga perekonomian dari dampak risiko global. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh


Dia menjelaskan, dari sisi kebijakan fiskal, pemerintah telah menyalurkan bantuan berupa Bantuan Subsidi Upah (BSU), Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM, dan pemanfaatan 2 persen Dana Transfer Umum. 


Selain itu, pemerintah juga meneruskan dukungan bantuan sosial yang sudah ada. Seperti program keluarga harapan, bantuan pangan non tunai yang didukung konvergensi program bantuan sosial, serta pembenahan data penerima bantuan sosial. “Kebijakan ini untuk menanggulangi dampak inflasi di Indonesia,” kata Edy. 


Sementara dari sisi moneter, tambah dia, Bank Indonesia melakukan peningkatan suku bunga acuan dan beragam instrumen pengendalian nilai tukar rupiah. 


“Saat ini juga disiapkan berbagai kebijakan di lembaga jasa keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” tutur Edy. 

Berita Lainnya:
Kutip Ayat Taurat, Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Gaza Secara Total


Seperti diketahui, dalam laporan World Economic Outlook untuk 2022 dan 2023, IMF mengingatkan bahwa perekonomian global akan mengalami tantangan yang berat. Inflasi diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan beberapa dekade terakhir yang menyebabkan pengetatan keuangan di banyak negara. 


Baca juga: Pengakuan Mengharukan di Balik Islamnya Sang Diva Tere di Usia Dewasa


Selain itu, IMF juga mengingatkan konflik Rusia-Ukraina dan pandemi Covid-19 yang tidak dapat diprediksi kapan berakhir, telah berkontribusi negatif terhadap outlook ekonomi global. Permintaan agregat akan turun dan berimplikasi pada penurunan pertumbuhan ekonomi. 


IMF memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global turun dari 6,0 persen pada 2021 menjadi 3,2 persen pada 2022, dan 2,7 persen pada 2023. Pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi yang terendah sejak 2001 kecuali saat krisis keuangan global dan puncak pandemi Covid-19. 


Sementara terkait dengan inflasi global, IMF memprediksi akan naik dari 4,7 persen di 2021, menjadi 8,8 persen di 2022. Namun pada 2023, inflasi global diperkirakan turun di angka 6,5 persen.    

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi