Selasa, 07/05/2024 - 16:03 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Pasien Demam Berdarah Dengue Berisiko Alami Lelah Berkepanjangan

ADVERTISEMENTS

Pasien Demam Berdarah Dengue infeksi berat punya risiko lelah berkepanjangan

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA – Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Dr. Cipto Mangungkusumo, Erni Juwita Nelwan, mengatakan ada risiko lelah berkepanjangan pada pasien demam berdarah dengue dengan infeksi yang berat.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


“Ada gejala-gejala yang muncul akibat infeksi demam berdarah yang berat. Maka ada fase pemulihan yang berjalan perlahan sehingga menimbulkan gejala rasa lelah yang berkepanjangan,” kata dia dalam sebuah diskusi media secara daring, Senin (17/10/2022).

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Studi dari peneliti di Malaysia dalam The American Society of Tropical Medicine and Hygiene menunjukkan kelelahan yang mengakibatkan penurunan kapasitas untuk bekerja umumnya terjadi selama tahap akut demam berdarah. Kelelahan ini dapat bertahan selama beberapa minggu setelah pemulihan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh


Demam berdarah menyebabkan demam tinggi yakni 40 derajat Celcius disertai gejala seperti sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi; mual dan muntah, sakit di belakang mata dan muncul ruam di kulit. Kebanyakan pasien dapat pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Namun dalam beberapa kasus, gejala bisa memburuk dan dapat mengancam jiwa dan ini disebut demam berdarah parah, demam berdarah dengue, atau sindrom syok dengue.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Waduh, Kemenkes Konfirmasi Gejala DBD Berubah di Tubuh Penyintas Covid-19


Demam berdarah yang parah terjadi ketika pembuluh darah pasien menjadi rusak dan bocor dan jumlah trombosit dalam aliran darah turun. Kondisi ini ditandai dengan adanya sakit perut parah, muntah terus-menerus, pendarahan dari gusi atau hidung, ada darah dalam urine, tinja, atau muntah, adanya perdarahan di bawah kulit yang mungkin terlihat seperti memar, pernapasan yang sulit atau cepat dan kelelahan.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Erni mengatakan pada pasien dengan kondisi komorbid seperti diabetes, darah tinggi, dan asma dapat mengalami perjalanan penyakit yang lebih berisiko dibandingkan pasien tanpa penyakit penyerta. “Ada komorbid maka bisa membuat dokter yang merawat akan lebih deg-degan dan harus berhati-hati dalam memantau sehari-hari pemberian cairan, perdarahan, gejalanya,” kata dia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh
Berita Lainnya:
Dinkes Cirebon Tangani Hampir 500 Pasien DBD Hingga April 2024


Hingga saat ini tidak ada obat untuk demam berdarah termasuk antivirus. Dokter biasanya akan memberikan pengobatan sesuai gejala semisal memberikan cairan cukup apabila tekanan darah pasien turun, mengatasi perdarahan yang terjadi, dan memberikan obat-obatan simtomatik sampai pasien bisa pulih.


“Angka kesakitan tinggi menyebabkan orang harus dirawat di rumah sakit. Akan sulit bekerja dengan suhu yang tinggi. Atau saat kondisinya membaik, tetapi lemas sekali karena tensinya terlalu rendah,” tutur Erni.


Terkait pencegahan kondisi menjadi lebih berat, saat ini tersedia vaksin dengue yang dapat diberikan pada usia hingga dewasa tanpa harus terlebih dulu memeriksakan kadar antibodi. Vaksin ini nantinya merangsang antibodi untuk mengenali virus.


“Sehingga lebih cepat mengatasi penyakitnya. Vaksin tidak membuat kebal tetapi membuat sakit menjadi lebih ringan. Dengan memberikan vaksinasi, kita harapkan kejadian infeksi yang menjadi berat akan turun,” kata Erni.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi