Senin, 20/05/2024 - 04:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

AFRIKAINTERNASIONAL

Pejabat: 220 Tewas dalam Bentrokan Suku di Sudan

Bentrokan antarsuku terjadi karena sengketa tanah.

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

 KHARTUM — Pejabat senior Kesehatan Sudan mengungkapkan pertempuran suku di selatan dalam dua hari ini telah menewaskan sedikitnya 220 orang. Peristiwa ini menandai salah satu serangan kekerasan suku paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir. 

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan


Dilansir dari Al Arabiya, Senin (23/10/2022), Kerusuhan ini semakin menambah kesengsaraan negara Afrika yang terperosok dalam konflik sipil dan kekacauan politik. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat & Sukses ada Pelantikan Direktur PT PEMA dan Kepala BPKS


Pertempuran di provinsi Nil Biru, yang berbatasan dengan Ethiopia dan Sudan Selatan, muncul kembali awal bulan ini karena sengketa tanah. Bentrokan terjadi antara suku Hausa melawan orang-orang Berta.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah


“Ketegangan meningkat pada Rabu dan Kamis di kota Wad el-Mahi di perbatasan dengan Ethiopia,“ kata Direktur jenderal Kementerian Kesehatan di Blue Nile, Fath Arrahman Bakheit.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh


Pejabat menghitung setidaknya 220 orang tewas pada Sabtu (21/10/2022) malam. Perhitungan ini bisa jauh lebih tinggi karena tim medis tidak dapat mencapai pusat pertempuran.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Penembakan Perdana Menteri Slovakia Picu Kecaman


Bakheit mengatakan konvoi kemanusiaan dan medis pertama berhasil mencapai Was el-Mahi Sabtu malam untuk mencoba menilai situasi, termasuk menghitung para korban meninggal dan lusinan yang terluka.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA


“Dalam bentrokan seperti itu, semua orang kalah,” katanya. 

ADVERTISEMENTS


“Kami berharap ini segera berakhir dan tidak pernah terjadi lagi. Tetapi kita membutuhkan intervensi politik, keamanan, dan sipil yang kuat untuk mencapai tujuan itu,” jelasnya.

ADVERTISEMENTS


Rekaman dari tempat kejadian, yang sesuai dengan pelaporan Associated Press, menunjukkan rumah-rumah yang terbakar dan tubuh hangus. Yang lain menunjukkan wanita dan anak-anak melarikan diri dengan berjalan kaki.


Banyak rumah yang terbakar habis dalam pertempuran itu, yang menyebabkan sekitar 7.000 orang mengungsi ke kota Rusyaris. Lainnya melarikan diri ke provinsi tetangga, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Berita Lainnya:
CENTCOM AS dan Tentara Israel Bahas Kerja Sama Militer


Pihak berwenang memerintahkan jam malam di Wad el-Mahi dan mengerahkan pasukan ke daerah itu. Mereka juga membentuk komite pencari fakta untuk menyelidiki bentrokan tersebut, menurut kantor berita SUNA yang dikelola pemerintah.


Pertempuran antara kedua kelompok itu pertama kali meletus pada pertengahan Juli, menewaskan sedikitnya 149 orang pada awal Oktober. Ini memicu protes kekerasan dan memicu ketegangan antara dua suku di Blue Nile dan provinsi lainnya.


Pertempuran terakhir terjadi pada saat kritis bagi Sudan, hanya beberapa hari sebelum ulang tahun pertama kudeta militer yang semakin menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan. Kudeta itu menggagalkan transisi singkat negara itu menuju demokrasi setelah hampir tiga dekade pemerintahan represif Omar al-Bashir, yang digulingkan pada April 2019 oleh pemberontakan rakyat.


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi