Senin, 20/05/2024 - 16:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kasus Wanita Todong Paspamres, Pengamat Nilai BNPT Terlalu Bernafsu Memframing

BANDA ACEH –Pengamat terorisme Harits Abu Ulya menilai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terlalu bernafsu menggiring opini bahwa wanita berpistol yang menodong Paspampres di Istana Negara terafiliasi ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

ADVERTISEMENTS
QRISnya satu Menangnya Banyak

Harits menyebut menghubungkan penodong Paspampres dengan HTI tidak relevan. Sebab, HTI sudah lama dibubarkan pemerintah.

ADVERTISEMENTS
Bayar PDAM menggunakan Aplikasi Action Bank Aceh Syariah - Aceh Selatan

“HTI udah bubar bukan? Jadi orang BNPT itu terlalu bernafsu untuk memframing. Tidak korelatif sama sekali, lagian di HTI tidak mungkin ada agenda-agenda seperti itu,” ujar Harits saat dihubungi wartawan, Kamis (27/10/2022).

Harits justru menyebut wanita penodong Paspampres memiliki gangguan kejiwaan. Dia mendorong aparat yang berwenang memeriksa kejiwaan pelaku.

“Dilihat dari gesturenya itu sosok pribadi yang punya masalah kejiwaan. Perlu diperiksa psikologisnya. Bisa saja dia ‘mainan’ atau seperti dijadikan ‘alat simulasi’ oleh pihak tertentu terkait dengan isu keamanan,” ungkap Harits.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Rocky Gerung Ungkap Arti PDIP Tidak Mau Bergabung Prabowo

Selain itu, Harits menilai tindakan wanita itu bukan ancaman serius bagi keamanan negara. Sebab, senjata api yang digunakan merupakan pistol rakitan.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action

“Dengan pistol rakitan yang entah amunisinya itu bisa ditembakkan atau tidak. Jadi tidak perlu dibesar-besarkan dan membangun narasi yang tidak proporsional sama sekali,” ujarnya. 

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu menilai bahwa kemunculan permainan isu seperti ini sudah tidak lagi relevan jika digunakan.

ADVERTISEMENTS

“Kalau dimunculkan isu ISIS di balik tindakan itu, menurut saya narasi tersebut sudah kadaluwarsa,” katanya.

ADVERTISEMENTS

Terlebih, dia menilai peristiwa tersebut tergolong lucu, sebab momentumnya bertepatan pasca Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko bicara soal ancaman radikalisme dan jelang agenda G-20 di Pulau Bali. 

Berita Lainnya:
Universitas BSI Tasikmalaya Tingkatkan Kualitas Guru dan Tendik dengan Workshop Edutech

Sementara di sisi lain, kata Harits, realita yang sedang terjadi di Indonesia dihadapkan ancaman-ancaman yang lebih serius.

“Baik aspek keamanan (teroris separatis OPM), hukum (aparat penegak hukum yang hancur integritasnya), maupun ekonomi (ancaman resesi),” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa perempuan tersebut hanyalah melintas bukan mencoba untuk menerobos.

“Itu semua lebih aktual dibanding kasus wanita yang melintas (sekali lagi bukan menerobos) arah ring 1 kawasan istana merdeka dengan tujuan yang tidak jelas. Mari kita waras mengeja realita,” tandasnya.[]

ADVERTISEMENTS
x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi