Sabtu, 20/04/2024 - 12:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Kasus Wanita Todong Paspamres, Pengamat Nilai BNPT Terlalu Bernafsu Memframing

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH –Pengamat terorisme Harits Abu Ulya menilai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terlalu bernafsu menggiring opini bahwa wanita berpistol yang menodong Paspampres di Istana Negara terafiliasi ormas terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA

Harits menyebut menghubungkan penodong Paspampres dengan HTI tidak relevan. Sebab, HTI sudah lama dibubarkan pemerintah.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah

“HTI udah bubar bukan? Jadi orang BNPT itu terlalu bernafsu untuk memframing. Tidak korelatif sama sekali, lagian di HTI tidak mungkin ada agenda-agenda seperti itu,” ujar Harits saat dihubungi wartawan, Kamis (27/10/2022).

ADVERTISEMENTS

Harits justru menyebut wanita penodong Paspampres memiliki gangguan kejiwaan. Dia mendorong aparat yang berwenang memeriksa kejiwaan pelaku.

“Dilihat dari gesturenya itu sosok pribadi yang punya masalah kejiwaan. Perlu diperiksa psikologisnya. Bisa saja dia ‘mainan’ atau seperti dijadikan ‘alat simulasi’ oleh pihak tertentu terkait dengan isu keamanan,” ungkap Harits.

Berita Lainnya:
Lavender, Mesin AI Milik Zionis Israel Pemandu Pembantai Warga Gaza

Selain itu, Harits menilai tindakan wanita itu bukan ancaman serius bagi keamanan negara. Sebab, senjata api yang digunakan merupakan pistol rakitan.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

“Dengan pistol rakitan yang entah amunisinya itu bisa ditembakkan atau tidak. Jadi tidak perlu dibesar-besarkan dan membangun narasi yang tidak proporsional sama sekali,” ujarnya. 

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu menilai bahwa kemunculan permainan isu seperti ini sudah tidak lagi relevan jika digunakan.

“Kalau dimunculkan isu ISIS di balik tindakan itu, menurut saya narasi tersebut sudah kadaluwarsa,” katanya.

Berita Lainnya:
PB SEMMI: Putusan Terhadap Anwar Usman Kental Nuansa Politis

Terlebih, dia menilai peristiwa tersebut tergolong lucu, sebab momentumnya bertepatan pasca Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko bicara soal ancaman radikalisme dan jelang agenda G-20 di Pulau Bali. 

Sementara di sisi lain, kata Harits, realita yang sedang terjadi di Indonesia dihadapkan ancaman-ancaman yang lebih serius.

“Baik aspek keamanan (teroris separatis OPM), hukum (aparat penegak hukum yang hancur integritasnya), maupun ekonomi (ancaman resesi),” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa perempuan tersebut hanyalah melintas bukan mencoba untuk menerobos.

“Itu semua lebih aktual dibanding kasus wanita yang melintas (sekali lagi bukan menerobos) arah ring 1 kawasan istana merdeka dengan tujuan yang tidak jelas. Mari kita waras mengeja realita,” tandasnya.[]

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi