Jumat, 03/05/2024 - 23:06 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Peringatan Jokowi Soal Resesi Global Bukan untuk Menakuti Publik

ADVERTISEMENTS

Perlambatan ekonomi negara maju berdampak sudah ke Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hardiknas dari Bank Aceh Syariah

JAKARTA — Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, peringatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang ancaman resesi global bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Menurut dia, hal itu disampaikan Jokowi agar Indonesia lebih waspada terhadap kondisi pasar global.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Dunia saat ini tengah mengalami perlambatan ekonomi termasuk di negara maju, serta tengah menghadapi ancaman krisis energi, pangan, dan krisis keuangan global akibat naiknya tensi geopolitik.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Moeldoko pun menilai kondisi tersebut sudah berdampak ke Indonesia. Perlambatan pertumbuhan negara-negara maju menyebabkan permintaan terhadap barang ekspor berkurang. Akibatnya nilai ekspor dan impor Indonesia turun, sehingga bisa berdampak pada nilai surplus perdagangan.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh

“Dampaknya terhadap perekonomian kita tentu saja ada, tapi tidak terlalu besar. Karena sejauh ini komponen utama PDB kita adalah konsumsi rumah tangga (dalam negeri). Kita harus tetap optimistis dan terus waspada,” kata Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP pada Sabtu (5/11/2022).

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action
Berita Lainnya:
Pamer Produk Pro Israel di Medsos, Dedengkot PA 212 Novel Bamukmin Desak Zita Anjani Mundur Dari DPRD DKI

Ia mengatakan, secara makro pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan antisipasi melalui kebijakan, baik fiskal maupun moneter. Yakni, Bank Indonesia menjalankan tugasnya untuk meredam kenaikan inflasi melalui berbagai instrumen.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh

Sementara pemerintah pusat maupun daerah berupaya mengendalikan harga dengan memperkuat skema bantuan sosial agar dapat menjadi bantalan bagi masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah. Moeldoko juga mengungkapkan, pada 2023, APBN akan berperan sebagai peredam kejut (shock absorber) dan digunakan seefektif mungkin untuk pengendalian inflasi, menjaga daya beli, dan menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

“Mulai 2023 kita akan kembali ke defisit anggaran maksimal tiga persen terhadap PDB, seperti sebelum pandemi Covid-19,” jelas Moeldoko.

Meski demikian, Moeldoko menegaskan, perekonomian Indonesia masih mampu bertahan saat dunia terancam resesi. Ekonomi Indonesia, kata dia, tetap akan tumbuh meski pertumbuhannya melambat.

“Masyarakat tidak perlu khawatir. Ekonomi tetap tumbuh meski trennya slowdown. Jadi yang punya banyak uang silakan belanjakan uangnya, karena itu akan menjaga perekonomian kita terus bergerak,” kata Moeldoko.

Berita Lainnya:
ITDC Dukung Program Mudik Asyik Bersama BUMN, Sediakan Bus Tujuan Yogya

Sebagai informasi, ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen di kuartal II dan diproyeksikan berada di atas 5,5 persen pada kuartal III. Indikator dari sisi konsumsi seperti indeks penjualan ritel dan indeks keyakinan konsumen, maupun dari sisi produksi seperti PMI Manufaktur juga masih memberikan sinyal positif.

Dari sisi eksternal, neraca dagang surplus 29 bulan berturut-turut. Per akhir September 2022, neraca pembayaran surplus sebesar 39,9 miliar dolar AS. Sementara untuk cadangan devisa berada di level 130,8 miliar dolar AS dan dapat membiayai 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Adapun terkait dengan inflasi, per Oktober turun di level 5,7 persen (year on year) dari sebelumnya 5,9 persen (year on year). Secara bulanan justru terjadi deflasi 0,11 persen, yang utamanya bersumber dari deflasi di sektor makanan dan minuman sebesar 0,97 persen. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada penyesuaian harga BBM bersubsidi, namun harga-harga kebutuhan pokok masyarakat masih terkendali.

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi