Kamis, 02/05/2024 - 15:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

BISNISEKONOMI

SRF China dan INA Investasi ke Kimia Farma Sebesar Rp 1,8 Triliun

ADVERTISEMENTS

Perseroan dapat memperluas jaringan bisnisnya hingga ke mancanegara.

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

 JAKARTA — Silk Road Fund (SRF) China dan Indonesia Investment Authority (INA) mengambil 40 persen saham di anak perusahaan farmasi milik negara Indonesia PT Kimia Farma. Investasi tersebut sebesar Rp 1,86 triliun atau 120 juta dolar AS.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah


Dilansir dari dealstreetasia pada Senin (14/11/2022), Kimia Farma akan menggunakan uang itu untuk ekspansi bisnis dan modal kerja. Pada Juli 2022, SRF menandatangani perjanjian dengan Indonesia untuk berinvestasi sekitar 3 miliar dolar AS di Indonesia, terutama di perusahaan yang mempromosikan konektivitas ekonomi antara kedua negara.

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh


Kedua investor tersebut juga akan berpartisipasi dalam rights issue Kimia Farma yang telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham bulan lalu. Perseroan berencana melepas 25 persen sahamnya ke publik dalam penerbitan tersebut, dengan target penggalangan dana sekitar Rp 4,5 triliun atau 292,76 juta dolar AS.

ADVERTISEMENTS
Selamart Hari Buruh
Berita Lainnya:
Kilang Pertamina Plaju Targetkan Suplai Bensin 78.000 KL


Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung rencana ekspansi dan meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia. Pascatransaksi, kepemilikan Bio Farma di Kimia Farma akan berkurang, namun tetap memiliki saham mayoritas di perusahaan tersebut. Bio Farma, badan usaha milik negara Indonesia, memegang 90,02 persen saham Kimia Farma, sedangkan sisanya dimiliki oleh investor publik.

ADVERTISEMENTS
Top Up Pengcardmu Dimanapun dan Kapanpun mudah dengan Aplikasi Action


Direktur Utama Kimia Farma, David Utama, mengatakan, adanya investasi dari INA dan SRF maka perseroan dapat memperluas jaringan bisnisnya hingga ke mancanegara. “Investasi juga akan memperkuat Bisnis Kimia Farma meliputi farmasi, bahan baku, manufaktur, farmasi dan layanan kesehatan. Saat ini, memiliki 10 pabrik, 48 pusat distribusi, 1.187 toko farmasi ritel, 410 layanan kesehatan dan 72 laboratorium diagnostik,” kata dia.

ADVERTISEMENTS
PDAM Tirta Bengi Bener Meriah Aplikasi Action Bank Aceh
Berita Lainnya:
Antusiasme Wisatawan Tinggi, Tari Kecak di Uluwatu Tampil Dua Kali Sehari


Pada semester I 2022, pendapatan Kimia Farma turun 20,4 persen secara tahunan menjadi Rp 4,4 triliun. Pada periode yang sama, Kimia Farma mengalami kerugian sebesar Rp 205,12 miliar, dibandingkan dengan laba Rp 57,6 miliar pada Semester I 2021 karena penurunan permintaan setelah pandemi.


 


 

Sumber: Republika

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi