Kamis, 02/05/2024 - 09:21 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Profil Andy Rachmianto, Sosok yang Sambut Pemimpin Negara pada KTT G20

ADVERTISEMENTS

BANDA ACEH –Andy Rachmianto jadi perwakilan Kementerian Luar Negeri yang menyambut perwakilan negara-negara yang menghadiri KTT G20 hari ini, Selasa (15/11), di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali. 

ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Thantawi Ishak mantan Komisaris Utama Bank Aceh

Setiap ada tamu negara, Andy selalu muncul.  Andy tampak ramah menyambut perwakilan negara yang hadir usai turun dari mobil di lobi hotel. 

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Reza Saputra sebagai Kepala BPKA
ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Kartini dari Bank Aceh Syariah

Ia juga mengarahkan perwakilan negara anggota G20 menuju ruang acara untuk selanjutnya bersalaman dan berfoto bersama dengan Presiden Joko Widodo. 

ADVERTISEMENTS
Manyambut Kemenangan Idul Fitri 1445 H dari Bank Aceh Syariah
ADVETISEMENTS
Ucapan Belasungkawa Zakaria A Rahman dari Bank Aceh

Lantas siapakah Andy Rachmianto sebenarnya?

ADVERTISEMENTS

Andy menjabat sebagai Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sejak Juni 2020. Sebelumnya ia merupakan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Kerajaan Yordania dan Palestina pada tahun 2017-2022.

ADVERTISEMENTS
Mudahkan Hidup Anda!, Bayar PBB Kapan Saja, Di Mana Saja! - Aceh Singkil

Pada tahun 2013 ia menjabat Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan (KIPS) Senjata Kementerian Luar Negeri. Pada periode 2011-2013 ia bertugas sebagai Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York (PTRI New York) sebagai Minister Counselor bidang Ekonomi, Sosial, dan Kemanusiaan.

Berita Lainnya:
Kejagung Masih Telusuri Aset-Aset Harvey Moeis Berkaitan Korupsi Timah

Andy bergabung dengan Kementerian Luar Negeri pada tahun 1992. Ia menjalani pendidikan Sekolah Dinas Luar Negeri dan kemudian memulai karier pada Kantor Badan Eksekutif untuk Gerakan Non-Blok pada tahun 1993-1996.

Usai di GNB, pada tahun 1996-2000 Andy menjabat sebagai Sekretaris Ketiga bagian Politik, Informasi, dan Konsuler di KBRI New Delhi. 

Pada tahun 2000-2002 ia berpindah ke ASEAN. Kala itu Andy beberapa kali dapat penugasan berbeda mulai dari Kepala Seksi/Plt. Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Kerja Sama Fungsional/Mitra Wicara, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, serta sekretaris Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN.

Andy kembali di Indonesia pada tahun 2007. Saat itu ia diangkat sebagai Kasubnit Senjata Pemusnah Massal dan Senjata Konvensional, Direktorat KIPS.

Andy juga pernah terpilih sebagai anggota Panel Ahli Pemerintah Sekjen PBB tentang Rudal dalam semua aspeknya pada tahun 2007-2008. 

Ia juga jadi bagian Kelompok Studi Dewan Kerja Sama Keamanan Asia Pasifik (Council for Security Cooperation in Asia-Pacific/CSCAP) untuk Menentang Senjata Pemusnah Massal tahun 2008-2010.

Berita Lainnya:
Kata Yusril, Refly Harun Kurang Canggih

Pada tahun 2012 ia jadi Kelompok Pakar Pemerintah Sekjen PBB untuk Keamanan Informasi dan Kelompok Pakar Pemerintah Sekjen PBB untuk Perjanjian Pemutusan Bahan Fosil tahun 2014-2015.

Prestasi Andy Rachmianto

Atas kerja kerasnya selama puluhan tahun, Andy dua kali memperoleh Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia.

Satyalencana Karya Satya adalah tanda kehormatan yang diberikan pemerintah RI kepada pegawai negeri sipil yang telah melaksanakan tugasnya dengan menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, dan kedisiplinan saat bekerja.

Andy memperoleh Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya X dan XX dari Presiden Republik Indonesia pada tahun 2002 dan 2012.

Ia juga memperoleh Dedicated Alumni for Diplomacy Award dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia di tahun 2015. Serta Garuda Peacekeeping Medal dari Commander of Battalion, Indonesian Peacekeeping Force untuk UNIFIL, Southern Lebanon pada tahun 2018.

ADVERTISEMENTS

x
ADVERTISEMENTS

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi